Disinggung adanya bayang-bayang rasialisme di masa lalu, Didik menilai memori itu kini sudah berangsur hilang. Didik yang notabene suku Jawa tak pernah memiliki kendala berkomunikasi dengan kalangan Tionghoa.
Kesamaan hobi yakni sepak bola membuat mereka akrab meski berbeda ras maupun agama. Stigma kalangan Tionghoa yang sulit membaur dengan masyarakat lokal pun tak dirasakannya.
“Mereka itu malah enggak mau dibilang Cina. Saya Indonesia, lahir dan besar di Indonesia,” ujar Didik menirukan ucapan rekan dari kalangan Tionghoa.
Dia menilai modal sosial itu sangat berharga untuk memupuk toleransi dari beragam latar belakang suku, etnis maupun agama.
Baca Juga: Viral! Koh Steven Telah Mengislamkan 63 Ribu Orang, Al Jazeera Menyebutkan Hal Itu
Didik percaya sepak bola dapat menjadi alat pemersatu. Hal itu coba dia tanamkan saat mendampingi anak didiknya di SSB.
“Sepak bola itu netral, tidak memihak etnis atau keyakinan tertentu. Walau beda agama, tapi kalau sudah di lapangan ya sudah. Kita bahkan bisa selebrasi sujud bersama-sama,” kata dia.
Asa Jadi Pemain Timnas
Dilon Gustafiano, 8, dan Michael Novaldo, 8, menjadi sejumlah anak keturunan Tionghoa yang rutin berlatih di SSB TNH. Ketika akhir pekan tiba, mereka bakal langsung “mengejar” sang kakek, Eko Sunaryo, agar diantar ke lokasi latihan di Lapangan Karangasem.
Saudara keponakan itu terbiasa bangun pukul 05.30 WIB di hari Minggu. Latihan bakal dimulai pukul 06.30 WIB. Butuh sekitar setengah jam untuk menuju lokasi latihan dari rumah mereka di Kwarasan, Sukoharjo.
Baca Juga: Cerita Djoko Wahyudi Teman SMA Presiden Jokowi, Ijazahnya Pernah Ditawar Rp10 Miliar
“Hari ini mereka bingung karena enggak bisa latihan. Kebetulan lapangannya baru dipakai acara warga,” ujar sang kakek yang akrab disapa Eko Siang.
Perkenalan Dilon dan Michael dengan sepak bola bermula dari Eko Siang yang sering mengajak mereka menonton latihan bola di Lapangan Karangasem.
Kedua cucunya itu langsung menganggukkan kepala ketika ditawari ikut SSB TNH setahun silam. Mereka antusias, tak canggung ketika berlatih dengan anak-anak lain yang mayoritas suku Jawa.
Eko Siang memendam mimpi Dilon dan Michael dapat menjadi pemain Timnas di kemudian hari. Belakangan sejumlah pemain Tionghoa mulai mencuat di Timnas meski masih bisa dihitung dengan jari seperti Kim Jeffrey Kurniawan, Juan Revi dan Sutanto Tan.
“Asal tekun dan ada yang mengarahkan, saya yakin bisa. Apalagi sepak bola sekarang sudah bisa diandalkan untuk hidup,” ujar lelaki 64 tahun itu.
Klub-klub profesional saat ini juga tidak memandang etnis maupun warna kulit dalam merekrut pemain. Musim ini Persis Solo memiliki Sutanto Tan, pemain keturunan Tionghoa kelahiran Pekanbaru. Gelandang 28 tahun itu menjadi salah satu andalan di lini tengah Persis.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
5 HP Murah dengan Desain Mirip iPhone Juni 2025, Bukan iPhone HDC!
-
Pemain Keturunan Rp 112,98 Miliar Potensi Comeback Gantikan Teman Duet Bek Klub Serie B Lawan Jepang
-
5 Mobil Keluarga Rp70 Jutaan Juni 2025: Kabin Longgar Mesin Bandel, Irit Bahan Bakar
-
Eksklusif dari Jepang: Mulai Memerah, Ini Kondisi Osaka Jelang Laga Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
Terkini
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
Heboh Bercak Merah di Wajah, Jokowi Blak-blakan Ungkap Kondisinya: Hanya....
-
Puspo Wardoyo: Idul Adha Tak Sekadar Berkurban, Tapi Juga Panggung Spiritual
-
Tolak Pinangan Ketua Umum PPP, Jokowi: Saya di PSI Saja
-
Forum Purnawirawan TNI Usul Pemakzulan Gibran, Ini Respon Jokowi