SuaraSurakarta.id - Psikolog klinis Lathifah Utami, anggota Himpunan Psikologi Indonesia, mengatakan penggunaan media sosial secukupnya bisa diterapkan untuk menjaga kesehatan mental.
"Meskipun media sosial menyajikan banyak hal dan menawarkan kemudahan seperti bersosialisasi secara mudah dengan teman atau saudara yang berjauhan, namun sejatinya kita tidak bersosialisasi secara nyata dengan orang lain," kata Lathifah dikutip dari ANTARA pada Selasa (11/10/2022).
Tak hanya itu, Lathifah mengatakan banyaknya konten negatif yang dilihat seseorang di media sosial juga dapat berdampak pada psikologis. Isu kekerasan, kejahatan, flexing, atau berita bencana dapat menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran.
"Yang akhirnya mempengaruhi kondisi psikologis kita," katanya.
Baca Juga: Denise Chariesta Bahas Sosok Lelaki yang Jadi Cinta Matinya: Pacaran 4 Tahun Namun Sayang Beda Agama
Dia juga mengingatkan untuk menggunakan internet secukupnya. Sebab,penggunaan internet secara berlebihan juga dapat menimbulkan kecanduan yang dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, emosi dan pola pikir seseorang sehingga mengakibatkan kesehatan mentalnya terganggu.
Untuk mengatasinya, dia menyarankan untuk pelan-pelan mengurangi akun media sosial atau membatasi durasi penggunaan.
"Misalnya, kita bisa mematikan hp kita 1 jam sebelum tidur," ujar dia.
Kemudian, coba kembali berinteraksi dengan orang-orang sekitar seperti menyapa tetangga, berbincang dengan pemilik warung, berjumpa dengan teman-teman tanpa menggunakan ponsel dan berbincang bersama keluarga tanpa memegang handphone.
Dia juga menyarankan untuk selektif dalam memilih informasi, sebab terpapar terlalu banyak berita negatif dapat membuat suasana hati memburuk. Imbangi dengan informasi positif dan ikuti akun-akun yang berisi motivasi atau inspirasi hidup yang dapat menebarkan energi positif.
Baca Juga: Fitur Baru TikTok, Edit Video Lebih Keren Tanpa Aplikasi Tambahan
Hal yang harus dihindari demi kesehatan jiwa
Berita Terkait
-
Bukan TikTok-Instagram! Ini Media Sosial Paling Disukai Orang Indonesia Tahun 2025
-
Kehidupan Anak yang 'Dijual' Online: Tren Parenting atau Eksploitasi Terselubung?
-
Kembali Produktif Usai Libur Lebaran: Tips Psikolog agar Semangat Kerja Pulih Tanpa Stres
-
5 Teknik Psikoterapi untuk Menangani Gangguan Mental, Ciptakan Coping Mechanism Sehat
-
Lebaran dan Media Sosial, Medium Silaturahmi di Era Digital
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Ijazah Jokowi Kembali Jadi Polemik: Tim Kuasa Hukum Siapkan Langkah Mengejutkan
-
Gugatan Wanprestasi Mobil Esemka di Solo: Tim Hukum Jokowi Angkat Bicara
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Bahlil Malam-malam Sowan Jokowi di Solo, Bahas Masa Depan Partai Golkar?
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi