SuaraSurakarta.id - Direktur Media Persebaya Nanang Priyanto mengatakan peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang, mengingatkan federasi sepak bola untuk membenahi standard operating procedure.
Nanang menyebut selama ini (sebagian) klub menyelenggarakan pertandingan di kandang masing-masing dengan menjalankan aturan yang berlainan.
Nanang menyayangkan SOP yang tidak dijalankan secara seragam, padahal hal itu berpotensi menyulut kericuhan.
“Yang perlu saya tekankan, selama ini SOP penyelenggaraan pertandingan ini kan nggak benar-benar clear. Semuanya macam-macam. Seperti di Surabaya itu kan yang masuk ke ring 3 stadion harus bergelang macam-macam. Nah, ini memang sangat bisa meminimalisir insiden seperti kemarin. Tetapi kan tahu, SOP itu nggak semua tim melakukan juga, seperti yang terjadi di Bandung waktu Piala Presiden ada korban meninggal, terus kemudian mereka masuk Liga pakai sistem baru mungkin jauh lebih baik,” kata Nanang dalam laporan Beritajatim, Selasa (4/10/2022).
Nanang menyebut selama ini setiap klub hanya menjalankan aturan sesuai ide dan kreativitas masing-masing. Hal itu, menurut dia, terjadi karena tidak ada aturan baku dalam penyelenggaraan pertandingan.
“Tetapi kan ini sifatnya lebih ke kreativitas, ide masing-masing tim. Tetapi nggak ada aturan atau sistem yang baku. Semoga tragedi yang menyedihkan ini menjadikan sepak bola Indonesia lebih baik lagi,” kata dia.
Dengan munculnya peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Nanang berharap menjadi pengingat bagi federasi untuk membenahi SOP sehingga ada aturan seragam yang dipatuhi bersama.
“Ada aturan jelas, SOP pertandingan seperti apa. Ini (tragedi Kanjuruhan) semoga jadi catatan bapak-bapak yang ada di federasi, semoga ada SOP yang lebih bagus, termasuk dulu kan Pak Pres (Presiden Persebaya Azrul Ananda), (protes) kick off kemalaman, terus teman-teman ikut menyuarakan seperti itu dan akhirnya Persebaya mainnya sore semua dan ini meminimalisir risiko,” kata Nanang.
Nanang tak memungkiri, Bonek, suporter Persebaya juga melakukan invasi ke lapangan untuk mengungkapkan kekecewaan atas kekalahan klub idola mereka, seperti ketika Persebaya dikalahkan RANS Nusantara FC.
Baca Juga: PSSI Sanksi Arema FC: Dilarang Berpenonton Jika Tuan Rumah, Didenda Rp250 Juta
“Kalau di Surabaya ada peristiwa seperti ini, 2017 pernah, 2019 pernah. Tetapi kan situasi masih bisa dikendalikan, nggak sampai ada korban jiwa. Termasuk di Sidoarjo kemarin nggak ada korban jiwa. Di Sidoarjo kemarin kan mungkin nggak ada korban jiwa, karena sore. Suporternya belum capek. Termasuk aparat keamanannya belum terlalu capek juga kalau jam 6 (malam),” kata Nanang.
Berita Terkait
-
Banding Kasus7Pemain Naturalisasi Ditolak FIFA, FAM Bakal Melawan Balik
-
3 Kerugian bagi Indonesia Jika Gabung Jepang Membentuk Federasi Tandingan AFC
-
3 Keuntungan Bagi Indonesia Jika Gabung Jepang Bentuk Federasi Tandingan AFC
-
Kronologis Indonesia Dibawa Malaysia saat Kena Hukuman FIFA
-
Kekalahan Arema FC di Kandang, Strategi Marcos Santos Gagal Redam Persib Bandung
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Keraton Solo Dijaga TNI dan Polri, Potensi Gejolak Pengukuhan Penerus PB XIII?
-
Jokowi Ogah Cawe-cawe Soal Penerus PB XIII, Ini Alasannya
-
Kapan Putra Mahkota Keraton Solo Menjadi PB XIV? Anak PB XIII Ungkap Waktunya
-
Soeharto dan Gus Dur Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Jokowi Ucap Kalimat Mengejutkan
-
Solo Meriah! Pekan Wayang dan Gamelan 2025 Dibuka, 30 Komunitas Budaya Turun ke Jalan