Scroll untuk membaca artikel
Siswanto
Senin, 03 Oktober 2022 | 13:27 WIB
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya Surabaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]

SuaraSurakarta.id - Presiden Joko Widodo meminta pelaksanaan Liga 1 dihentikan sampai tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, evaluasi secara menyeluruh.

Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda bahkan meminta Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 serta kompetisi sejenis lainnya dihentikan untuk sementara sampai ada perbaikan tata kelola penyelenggaraan kejuaraan sepak bola pasca peristiwa di Stadion Kanjuruhan.

Syaiful Huda mengatakan hal itu dalam konferensi pers di Komisi X DPR, Senin (3/10/2022), menyikapi peristiwa di Stadion Kanjuruhan yang menelan korban jiwa 125 orang serta ratusan lainnya luka-luka.

Komisi V mendesak pemerintah melakukan investigasi kejadian itu dan harus ada yang bertanggungjawab.

Baca Juga: Bikin Kecewa! Gilang Juragan 99 Malah Bahas Finansial saat Bicarakan Hukuman untuk Arema FC

Tim investigasi harus melibatkan kepolisian, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komnas HAM, PSSI, perwakilan suporter, dan perwakilan unsur masyarakat olahraga.

Setelah kejadian yang menjadi perhatian internasional itu, Jokowi menyampaikan keterangan pers.

Selain PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1, Presiden juga meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut sampai tuntas.

"Saya juga telah perintahkan kepada menpora, kapolri, dan ketua umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola," kata Jokowi.

Anggota Komisi X Andreas Hugo Pareira meminta PSSI mengakui kelemahan mereka dan di waktu mendatang melakukan pembenahan.

Baca Juga: Dokter Cantik PSIS Semarang Hengkang, Netizen: Hari Patah Hati Sedunia

"Akui saja apa kelemahan-kelemahan yang masih dimiliki dan bersiap untuk membenahi dalam rangka menghadapi event event internasional yang akan berlangsung di tanah air maupun yang akan diikuti oleh Timnas di luar negeri," kata Andreas.

Peristiwa di Stadion Kanjuruhan dinilai menunjukan manajemen keamanan penyelenggaraan olahraga Indonesia masih kurang profesional.

"Manajemen pendukung tim sepakbola yang semakin hari semakin membludak tidak bisa lagi ditangani dengan pola gerombolan seperti saat ini," kata Andreas.

"PSSI harus segera turun tangan untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh di samping prestasi yang semakin membaik, juga manajemen pendukung setiap tim, keamanan stadion dan lingkungan, event pertandingan dan penempatan penonton," dia menambahkan. [rangkuman laporan Suara.com]

Load More