Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 27 September 2022 | 13:25 WIB
Ilustrasi nikotin. Nikotin sering disebut-sebut sebagai salah satu penyebab gangguan pertahanan gusi terhadap bakteri, benarkah demikian? (Shutterstock)

Isu pengurangan bahaya rokok menjadi topik utama dalam 5th Scientific Summit yang diselenggarakan secara hibrida pada 21-22 September 2022 di Athena, Yunani.

Forum bertema “Tobacco Harm Reduction: Novel Product, Research & Policy” dihadiri peneliti, dokter, ilmuwan, dan akademisi dari berbagai bidang di seluruh dunia yang memaparkan hasil penelitian maupun pengalaman serta praktik terbaik untuk mengurangi bahaya rokok.

Selain Amaliya, para peneliti, dokter, ilmuwan, maupun akademisi lainnya yang menjadi narasumber dalam forum ini beberapa di antaranya adalah Profesor Manajemen Rumah Sakit dan Ekonomi Kesehatan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Sharifa Ezat Wan Puteh, Direktur Centre of Research Excellence: Indiegenous Sovereignty & Smoking dari Selandia Baru. Marewa Glover, Psikolog dan Pendiri Klinik Berhenti Merokok bernama Fagerstrom Consulting, Karl Fagerstrom, hingga Profesor Psikologi Kesehatan dari Universitas College London, Lion Shahab.

Baca Juga: Nikotin Bisa Bantu Hilangkan Stres hingga Depresi, Syaratnya Dikonsumsi dengan Cara Rendah Risiko

Load More