SuaraSurakarta.id - Kerap dianggap bikin gemuk, dokter spesialis diet dr. Christopher Andrian menjelaskan bahwa karbohidrat tak harus dihindari saat diet, namun hanya perlu diatur porsinya.
"Orang tahunya diet itu nggak makan ya. Sebenarnya kalau kita google, diet itu sebenarnya artinya adalah asupan makanan yang dikonsumsi oleh seseorang. Kita makan itu namanya diet," kata Christopher dikutip dari ANTARA Minggu, (18/9/2022).
"Nah seringnya karbohidrat itu punya bad reputation di Indonesia. Karena orang Indonesia itu hampir 70 sampai 80 persen itu makanannya adalah karbohidrat. Tapi sebenarnya, masalahnya kita makan nasi itu pakai apa? Misal sarapan pakai nasi uduk pakai bakwan goreng, bihun goreng, kentang balado, itu hampir 80 persen isinya kan karbohidrat semua," sambungnya.
Lebih dalam Christopher menjelaskan, jika pola makan seperti itu terus menjadi kebiasaan maka dapat mengakibatkan kolesterol dan gula darah menjadi naik. Jadi, mengonsumsi karbohidrat sebenarnya tetap baik karena berfungsi sebagai sumber energi. Namun, masyarakat harus menghilangkan kebiasaan mengonsumsi karbohidrat berlebih.
Baca Juga: Apa Itu Diet Keto? Ketahui Pantangannya Dulu sebelum Mencoba
"Kalau itu diterusin, kolesterol bisa naik, gula juga naik. Sama kayak roti, kebiasaannya makan roti pakai selai. Itu kan karbo pakai kabo lagi. Jadi akan double triple karbo. Itu yang jadi masalah. Ditambah karbo fungsinya untuk bakar kalori, tapi sehari-hari cuma duduk doang. Akhirnya karbonya jadi lemak," paparnya.
"Jadi sebenarnya yang benar adalah jangan pernah mengkombinasikan dua sampai tiga karbohidrat dalam sekali makan," lanjut Christopher.
Kemudian, Christopher juga mengimbau agar masyarakat dapat membedakan karbohidrat kompleks dan simpleks saat diet. Jika dapat membedakan kedua jenis karbohidrat ini, maka diet pun dapat dilakukan dengan baik dan sehat.
"Karbohidrat itu ada dua jenis. Ada yang simpleks sama kompleks. Dibilang simpleks karena simple. Dia mudah diserap tubuh, jadi nggak perlu effort banyak untuk mencerna itu. Contohnya nasi putih, roti putih, gula pasir, gula jawa. Itu yang sifatnya simpleks. Sedangkan kalau kompleks, tubuh kita harus effort supaya tubuh kita bisa cerna makanan. Contohnya singkong, nasi merah, roti gandum," pungkasnya.
Baca Juga: Batas Asupan Karbohidrat, Kira -kira Idealnya Berapa ya?
Berita Terkait
-
Sumber Karbohidrat Anak Tak Harus Nasi? Ini Penjelasan Pakar
-
Tanda-tanda Tubuh Kelebihan Gula
-
Tidak Melulu Buruk, Ini 9 Makanan Tinggi Karbohidrat yang Diperkaya Kesehatan
-
5 Cara Mudah Kurangi Asupan Gula dan Karbohidrat Tanpa Menyiksa Diri
-
Jangan Cuma Makan Karbohidrat, Dokter Ingatkan Protein dan Mineral Penting Agar Puasa Sehat
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Batik Kauman Reborn: Jelajahi Kampung Wisata Batik di Solo yang Instagramable Abis!
-
Aksi Unjuk Rasa BEM Soloraya, Mahasiswa Sentil Kebijakan Efisiensi Anggaran
-
Kasus Dugaan Korupsi Plaza Klaten,Kejati Jateng Terima Titipan Uang Pengganti Rp 4,5 Miliar
-
Papua Global Spices, Produk Dalam Negeri yang Ternyata Sudah Mendunia
-
Pembacaan Putusan Terdakwa Camat Ngargoyoso Non Aktif Ditunda, Ada Apa?