SuaraSurakarta.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan, diproyeksikan turun merespons kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
IHSG dibuka melemah 19 poin atau 0,26 persen ke posisi 7.158,18. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,28 poin atau 0,32 persen ke posisi 1.016,52.
"IHSG berpeluang bergerak melemah pada awal pekan ini, di kisaran 7.095-7.200," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dikutip dari ANTARA Senin (5/9/2022).
Pemerintah resmi menaikkan bahan bakar minyak yaitu Pertalite, Pertamax, hingga Solar per Sabtu (3/9).
Konsensus memperkirakan bahwa kenaikan harga bahan bakar kemungkinan akan mendorong tingkat inflasi di atas 5 persen untuk sepanjang 2022 dan memperlambat pertumbuhan PDB dari saat ini sebesar 5,2 persen.
Dampak terhadap PDB diperkirakan tidak signifikan (berdasarkan analisa sensitifitas setiap kenaikan Rp1.000/ per liter terdapat penurunan 10 bps dalam PDB) karena makro Indonesia tetap mendukung. .
Sementara itu, bursa ekuitas AS jatuh pada perdagangan akhir pekan lalu (2/9), setelah data laporan pekerjaan di AS periode Agustus yang solid gagal meredakan kekhawatiran bahwa The Fed akan terus menaikkan suku bunga secara agresif untuk melawan inflasi.
Dari data, laporan pekerjaan AS menunjukkan ada penambahan 315.000 pekerjaan pada Agustus, atau sesuai estimasi konsensus dengan tingkat pengangguran naik menjadi 3,7 persen (yoy) atau di atas estimasi.
Laporan pekerjaan periode Agustus dinilai penting karena akan menjadi bahan pertimbangan The Fed sebelum menaikkan suku bunga pada pertemuan September.
Baca Juga: Pengamat: Antisipasi Kenaikan Harga BBM Pertamina Pakai Kendaraan dengan Energi Terbarukan
Di sisi lain, defisit perdagangan di AS menyempit 5,3 miliar dolar AS ke level terendah dalam enam bulan menjadi 79,6 miliar dolar AS pada Juni 2022, lebih rendah dari ekspektasi 80,1 miliar dolar AS.
Dari Eropa, Indeks Stoxx600 naik 2,04 persen dengan mayoritas bursa regional ditutup menguat. Pertumbuhan harga produsen industri di seluruh Zona Euro naik menjadi 37,9 persen (yoy) pada Juli, naik dari 36 persen (yoy) pada Juni.
Investor di Eropa dihadapkan dengan tekanan dari prospek resesi di Zona Euro dan Inggris, dengan kekurangan energi yang timbul dari perang Rusia di Ukraina memicu krisis biaya hidup dan inflasi yang melonjak.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 40,09 poin atau 0,14 persen ke 27.610,75, indeks Hang Seng turun 256,68 poin atau 1,32 persen ke 19.195,41, dan indeks Straits Times meningkat 10,64 poin atau 0,33 persen ke 3.216,33.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 7 Rekomendasi Tablet Murah Memori 256 GB Mulai Rp 2 Jutaan, Ada Slot SIM Card
Pilihan
-
Braakk! Bus Persib Bandung Kecelakaan di Thailand, Pecahan Kaca Berserakan
-
5 Rekomendasi HP Realme RAM 8 GB Memori 256 GB di Bawah Rp 4 juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Gerai Tinggal 26, Stok Expired Menggunung! Akuisisi TGUK Penuh Drama
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Sisi Lain Muhammad Ardiansyah: Tangguh di Bawah Mistar, Bucin ke Pacar
Terkini
-
Kunjungan ke Kampung Batik Laweyan, Komisi VII DPR RI Soroti Urgensi Pelestarian Budaya
-
Jokowi Sempat Mengelak Hadiri Reuni Alumni UGM, Ini Respon Iriana
-
Momen Kikuk Jokowi: Ngaku Jenguk Saudara, 'Dikeplak' Iriana: Mau Reuni UGM!
-
Gerakan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia Dukung Kejaksaan Tuntaskan Kasus Tom Lembong
-
Isu Ijazah Palsu Dibekingi 'Orang Besar', Jokowi:Semua Sudah Tahulah