SuaraSurakarta.id - Sebuah perjuangan dramatis untuk mendapatkan kartu tanda penduduk (KTP) dialami seorang pria bernama Sena Priphet.
Tak tanggung-tanggung, pria yang tinggal di Kota Nong Bua, Distrik Pa Kham, Thailand itu harus menunggu selama 30 tahun untuk mendapatkan KTP.
Diwartakan Mashable, dan dilansir Timlo.net--jaringan Suara.com, aksus itu bermula saat orang tua Sena Sriphet yang merupakan anak keenam dari 8 bersaudara diketahui tidak membuatkan akte kelahiran untuknya saat dia lahir di Chon Buri.
Rupanya orang tua Sena hanya membuat lima akte kelahiran untuk kelima anak pertamanya. Ketiga anak terakhir mereka tidak memperoleh akta kelahiran.
Orang tuanya adalah buruh harian dan melakukan pekerjaan berat setiap harinya. Jadi saat mereka selesai bekerja, mereka tidak punya energi untuk mengurus akta kelahiran untuk ketiga anak terakhir mereka.
Dua adik Sena akhirnya berhasil memperoleh KTP mereka sendiri. Hanya tinggal Sena yang belum mendapatkan kartu identitas.
Sena mencoba memperoleh KTP selama 30 tahun. Petugas kelurahan bahkan memintanya melakukan tes DNA untuk membuktikan jika dia berhubungan darah dengan saudaranya. Hasilnya memang membuktikan jika dia berhubungan darah.
Tapi dia masih belum memperoleh KTP Thailand. Padahal dia menghabiskan uang sebesar $282 (Rp4,1 juta) untuk tes DNA.
Sena akhirnya tinggal di Buri Ram bersama istrinya selama lebih dari 10 tahun lalu. Setelah sang istri meninggal, dia hidup bersama putrinya yang berusia 30 tahun.
Tidak memiliki KTP merupakan masalah nyata baginya saat dia mengalami kecelakaan kerja dan ususnya tertusuk.
Dia tidak bisa membayar biaya pengobatan. Padahal jika dia memperoleh jaminan sosial, dia bisa menjalani pengobatan secara gratis. Tanpa tanpa KTP dia tidak bisa memperoleh jaminan sosial.
Setelah membagikan ceritanya pada media lokal bulan lalu, pihak berwenang akhirnya mengalah dan memberikan KTP pada Sena saat dia berusia 48 tahun.
“Saya bahagia menjadi warganegara Thailand sepenuhnya. Awalnya saya hidup sulit terutama saat saya sakit karena saya harus membayar pengobatan. Sekarang saya punya KTP, saya bisa mendaftar pengobatan gratis dan hak lainnya. Saya berterima kasi pada semua pihak yang menolong saya memperoleh KTP,” kata Sena.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Ini Respon Jokowi Soal Gugatan Citizen Lawsuit, Masih Dilakukan Analisis
-
Penggugat Ijazah Palsu Jokowi Ajukan Gugatan Citizen Lawsuit ke PN Solo
-
Mahabodhi Eatery Hadir di Solo, Usung Konsep One Stop Healthy Solution
-
Mencari Suksesor FX Rudy yang Sudah 25 Tahun Memimpin PDIP Solo
-
Dini Hari Tinjau Dapur SPPG di Dua Tempat, Ini Temuan Wali Kota Solo