Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 21 Agustus 2022 | 07:20 WIB
Ilustrasi covid-19. Kecemasan akibat pandemi COVID-19 yang terjadi hampir tiga tahun tak bisa dihindarkan. Hal itu tentu saja membuat kehidupan menjadi terganggu. (pixabay)

Ini membuat semuanya campur aduk dan membuat orang-orang selalu on dan sulit tidur. Kemudian bagi mereka yang sudah memiliki kepribadian pencemas, tidurnya menjadi lebih bermasalah, kata Sali.

Masalah tidur terus menerus atau insomnia terbagi menjadi beberapa tipe yakni sulit tidur, terus bangun di malam hari dan bangun terlalu pagi. Biasanya masalah dimulai dari sulit tidur lalu semakin lama berkembang ke tipe lain.

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara sekaligus psikoterapis Sandi Kartasasmita sependapat dengan Sali. Dia menyoroti pimpinan-pimpinan yang memberikan pekerjaan pada pegawainya tanpa mengenal jam kerja. Ini menyebabkan masalah fisik dan mental dialami para pegawai, salah satunya berujung pada insomnia.

Pakar kesehatan yang berfokus pada perilaku tidur Michelle Drerup bahkan menyebut insomnia yang dialami orang-orang selama pandemi sebagai coronasomnia, atau covidsomnia. Ini merujuk pada masalah tidur terkait stres akibat pandemi COVID-19.

Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 19 Agustus: Positif 2.217, Sembuh 2.288, Meninggal 5

Dia menuturkan, stres berdampak pada setiap area kehidupan orang dan ini akan memengaruhi tidurnya. Kondisi ini diperparah oleh pandemi COVID-19.

Sebuah studi di Inggris pada tahun lalu, seperti dikutip dari Cleveland Clinic menunjukkan, jumlah orang dengan insomnia meningkat dari semula satu dari enam orang menjadi satu orang setiap empat orang.

Menurut sebuah penelitian dalam American Academy of Sleep Medicine, ada 2,77 juta pencarian Google untuk “insomnia” di Amerika Serikat selama lima bulan pertama tahun 2020. Angka ini meningkat 58 persen dibandingkan durasi yang sama dalam tiga tahun sebelumnya.

Senada dengan Sali, menurut Drerup, peningkatan gangguan tidur disebabkan oleh meningkatnya stres dan kecemasan akibat pandemi, termasuk dampak ketidakpastian dan rentetan informasi. Rutinitas normal terganggu dan ini kemungkinan berdampak negatif pada tidur kebanyakan orang.

Dampak lanjutannya, masalah pada sistem kekebalan tubuh. Kondisi kurang tidur kronis, cenderung menurunkan kekebalan dan membuat penderitanya lebih rentan terhadap virus. Kurang tidur juga berdampak negatif pada regulasi emosi dan suasana hati.

Baca Juga: Gibran Kembali Positif Covid-19, Dinkes Solo Akui Kasus Covid-19 sedang Meningkat

Sisa kecemasan

Load More