Sebuah studi di Inggris pada tahun lalu, seperti dikutip dari Cleveland Clinic menunjukkan, jumlah orang dengan insomnia meningkat dari semula satu dari enam orang menjadi satu orang setiap empat orang.
Menurut sebuah penelitian dalam American Academy of Sleep Medicine, ada 2,77 juta pencarian Google untuk “insomnia” di Amerika Serikat selama lima bulan pertama tahun 2020. Angka ini meningkat 58 persen dibandingkan durasi yang sama dalam tiga tahun sebelumnya.
Senada dengan Sali, menurut Drerup, peningkatan gangguan tidur disebabkan oleh meningkatnya stres dan kecemasan akibat pandemi, termasuk dampak ketidakpastian dan rentetan informasi. Rutinitas normal terganggu dan ini kemungkinan berdampak negatif pada tidur kebanyakan orang.
Dampak lanjutannya, masalah pada sistem kekebalan tubuh. Kondisi kurang tidur kronis, cenderung menurunkan kekebalan dan membuat penderitanya lebih rentan terhadap virus. Kurang tidur juga berdampak negatif pada regulasi emosi dan suasana hati.
Sisa kecemasan
Setelah hampir tiga tahun berlangsung, pandemi COVID-19 masih menyisakan kecemasan bagi sebagian orang. Namun, trennya turun seiring angka kasus yang juga turun, menurut psikolog klinis dari Ikatan Psikolog Klinis wilayah Banten Mega Tala Harimukthi, berkaca pada data sesi konseling miliknya.
Cemas ini lebih banyak terkait bagaimana regulasi diri selama ini dan kemampuan orang-orang menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di masa pandemi.
Mega Tala mencatat, sebagian kliennya kelelahan lantaran harus kembali bekerja dari kantor (work from office atau WFO), sementara dua tahun terakhir mereka menjalani WFH. WFO justru membuat mereka lelah secara fisik dan mental lelah karena harus berinteraksi kembali dengan orang lain.
Pandemi membuat orang-orang ini dapat menikmati masa-masa sendiri, padahal sebelumnya mereka senang berkumpul dengan teman-teman mereka. Tetapi, saat kesempatan berkumpul kembali terbuka, mereka justru merasa aneh dan kehilangan energi.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 19 Agustus: Positif 2.217, Sembuh 2.288, Meninggal 5
Menurut Mega Tala, fenomena ini unik. Masalah kesehatan mental yang orang-orang alami saat ini terkait dengan kepribadian dan karakteristik individu karena adanya perubahan situasi.
Sementara kebanyakan mereka yang sudah bisa mengatasi masalahnya, sudah berproses menerima dan berdamai dengan kondisi pandemi beserta aturan-aturannya.
Walau memang, tak semua orang patuh menerapkan protokol kesehatan. Hasil survei perilaku masyarakat pada masa pandemi COVID-19 dari Badan Pusat Statistik pada 16 Februari-25 Februari 2022 yang melibatkan 254.817 orang responden di Jawa-Bali (66,71 persen) dan Luar Jawa-Bali (33,29 persen) menunjukkan tingkat kepatuhan responden khusus di luar Jawa-Bali terutama protokol menjaga jarak dan mengurangi mobilitas di bawah 65 persen, sementara di Jawa-Bali tercatat cukup baik.
Survei ini menggunakan rancangan rancangan nonprobability sampling yang disebarkan secara berantai (snowball). Data memperlihatkan, masih cukup banyak responden di Luar Jawa-Bali yang belum patuh dalam menghindari kerumunan (34 persen),menjaga jarak minimal 2 meter (36 persen), dan mengurangi mobilitas (36 persen).
Pada mereka yang patuh protokol kesehatan, secara umum tingkat, sebagian besar motivasinya karena kesadaran pribadi (91,6 persen) diikuti motivasi menaati peraturan (6,3 persen). Namun, masih ada sebagian kecil yakni 0,5 persen responden yang tidak peduli atau tidak percaya dengan penerapan protokol kesehatan.
Solusi pakar
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Pilihan Tepat Liburan Akhir Tahun, Harga Mobil Bekas Mitsubishi Xpander Lengkap Perkiraan Pajaknya
-
Bikin Dompet Tebal! Saldo DANA Kaget Rp299 Ribu Menanti, Sikat 4 Link Ini Sekarang!
-
Geger Keraton Solo: Profil Hangabehi, Raja Tandingan yang Ditunjuk Melawan Wasiat PB XIII?
-
Singgung Nama Gibran, Putri Mendiang PB XIII: KGPH Mangkubumi Berkhianat!
-
Geger Takhta Keraton Surakarta: Hangabehi Dinobatkan PB XIV, Isu Dualisme Merebak