Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 02 Agustus 2022 | 15:05 WIB
Alet para-tenis meja Indonesia David Jacobs saat berlaga pada Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo, Jepang, Sabtu (28/8/2021). (ANTARA/HO/NPC Indonesia)

SuaraSurakarta.id - David Jacobs menyumbang satu medali emas dari nomor beregu putra kelas TT 10 para tenis meja ASEAN Para Games 2022 di Solo Techno Park, Senin (2/8/2022).

David yang berpasangan dengan Komet Akbar berhasil mengalahkan pasangan Thailand.

Sejatinya bukan hal mengejutkan bagi atlet kelahiran Makassar, 45 tahun silam itu mendulang medali emas.

Naik ke podium juara sudah menjadi langganan bagi atlet veteran sekelas David Jacobs. Hal ini menjadi pesan dari David untuk terus memotivasi atlet muda tanah air khususnya kelompok disabilitas berprestasi.

Baca Juga: Jumlah Polisi Indonesia Saat Ini 450 Ribu Personel, Polwan Belum Sampai 6 Persen

"Maknanya bersyukur puji Tuhan bisa mempertahankan medali di APG. Buat saya, hasil ini bisa jadi contoh untuk atlet muda tenis meja agar bisa berprestasi ke depan dengan melihat kita di sini," ujar dia dalam rilis yang diterima.

Pemilik nama lengkap Dian David Mickael Jacobs ini menceritakan meski langganan naik podium, dia masih merasakan tegang khususnya pada awal pertandingan. Bagi dia, rasa tegang ini bagus untuk menjaga tetap fokus.

"Terlalu loss juga enggak bagus. Tegang tadi membuat kita jadi fokus mikirin lawan. Itu kan sering kita lalui," tutur dia.

Kali ini, fokus dia pun selalu tertuju pada lawan utama yakni Timnas Thailand. Selain Thailand mengirimkan 40 atlet pada ajang kali ini, kemajuan para atlet dinilainya cukup baik dan masih muda.

"Dari beberapa waktu lalu sampai sekarang kemajuannya cukup bagus dan mereka muda-muda. Jadi harus fokus melawan mereka. Jangan lengah," sambung pria berusia 45 tahun ini.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin : Ucapkan Ini, Penduduk Indonesia Jadi Penghuni Surga Paling Banyak

David menargetkan pada ASEAN Para Games 2022 ini bisa meraih emas pada nomor tunggal, ganda putra, dan ganda campuran.

"Tapi jangan mikirin itu. Fokus satu-satu saja yang terbaik untuk Indonesia," tutur dia.

Dia berharap, adanya ajang kompetisi multievent seperti ASEAN Para Games di Solo bisa memotivasi anak-anak yang memiliki keterbatasan secara fisik untuk meraih prestasi. Mereka jangan lagi minder dan terdorong untuk bangkit.

“Melihat APG ini keterbatasan fisik jangan membuat menyerah dengan keadaan. Tetapi dengan kelemahan itu bisa jadi kekuatan kita,” tegas David Jacobs.

Load More