SuaraSurakarta.id - Miris. Satu kata itu mungkin bisa menggambarkan kondisi kawasan Joglo Sriwedari, Kota Solo.
Betapa tidak, lokasi itu yang dulunya sebagai rumah budaya yang menghasilkan deretan seniman, kini berubah bak hutan belantara di jantung Kota Bengawan.
Lebih mirisnya lagi, lokasi kawasan Sriwedari hanya berjarak sekitar 500 meter dari Rumah Dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung.
Pembina Forum Komunitas Sriwedari (Foksri), Dr BRM Kusumo Putro hanya bisa mengelus dada saat mengunjungi lokasi tersebut, Senin (1/8/2022) siang.
Kusumo tahu betul sejarah dan cerita Joglo Sriwedari yang dulunya menjadi rumah bagi para seniman untuk mengekspresikan diri, mengingat hampir 20 tahun dirinya membuka usaha di kawasan itu.
"Kondisinya saat ini berubah 180 derajat sejak hilangnya bangunan Joglo Sriwedari sekitar dua tahun lalu. Para pelaku budaya pasti miris melihat kondisi seperti ini," ungkap Kusumo, Selasa (2/7/2022).
Dari pantauan di lokasi, banyak tumbuhan liar menjalar di hampir setiap sudut kawasan di pinggir Jalan Slamet Riyadi tersebut.
Lalu, kawasan tersebut hanya menyisakan sebuah patung Gatotkaca si otot kawat balung wesi dan istrinya Dewi Pregiwo. Patung tersebut, menandai 100 tahun Taman Sriwedari tertanggal 2002 silam.
Selain itu, tugu Cagar Budaya juga masih berdiri. Menjadi saksi bisu, matinya kawasan tersebut.
Baca Juga: Festival Budaya Loloan di Jembrana Bali
Kusumo memaparkan, matinya kawasan Sriwedari juga berdampak kepada kondisi seniman-seniwati di Kota Solo. Dahulu, kawasan Joglo Sriwedari menjadi tempat bernaungnya para seniman tari di Kota Bengawan.
"Di tempat itulah, banyak lahir penari-penari hebat untuk regenerasi budaya bangsa. Itu adalah rumah budaya dari beragam kesenian, baik seni pertunjukan maupun seni rupa," kata dia.
Namun, kawasan itu tinggal menjadi kenangan semata. Mereka yang bernaung dan mencari nafkah di kawasan sekitaran Joglo Sriwedari juga ikut terdampak.
Dengan kondisi yang memprihatinkan itu, Kusumo berharap Pemerintah Kota atau Pemkot Solo segera mengambil langkah revitalisasi kawasan Sriwedari.
"Kami berharap revitalisasi segera dilaksanakan karena DED sudah dibuat. Untuk itu, kami mendukung revitalisasi kawasan Sriwedari secepatnya dilaksanakan," tegas dia.
Menurut dia, revitalisasi harus segera dilakukan karena sudah ada detail engineering design (DED) atau maket penataan kawasan Sriwedari yang telah dirancang sebelumnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
Pilihan
-
PSSI Umumkan Penganti Ole Romeny, Berpeluang Debut di FIFA Matchday September
-
Miris! Nasib Mees Hilgers Setali Tiga Uang dengan Alexander Isak dan Ademola Lookman
-
Isyarat Dirtek Baru PSSI, Timnas Indonesia Lupakan Total Football dan Tiki-Taka
-
Horor! Stasiun Tanah Abang Bergetar, Netizen Langsung Nyariin Nafa Urbach
-
PHK Massal Tokopedia: Hampir Semua Divisi Kena, Nasib Ratusan Karyawan di Tangan 'China'
Terkini
-
Cerita Karyawan Usai Hotel Legendaris Agas Solo Tutup dan Dijual
-
Hotel Legendaris Agas Solo Dijual Rp 120 Miliar, Ini Penyebabnya
-
Mantan Wali Kota Solo Teguh Prakosa Ditunjuk Jadi Plt Ketua DPC PDIP Solo
-
Gibran Mendadak Tinjau GOR Manahan Solo, Sinyal Siapkan Berbagai Event Besar?
-
Warga Solo yang Ditangkap Usai Disebut Buron Selama 14 Tahun Akhirnya Dibebaskan, Ini Alasannya