Scroll untuk membaca artikel
Siswanto
Selasa, 26 Juli 2022 | 11:47 WIB
Sejumlah remaja berpose saat difoto di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (6/7/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraSurakarta.id - Citayam Fashion Week di Jakarta menginspirasi anak-anak muda di Surabaya dengan menyelenggarakan kegiatan serupa yang mereka sebut Tunjungan Fashion Week.

Mereka memanfaatkan zebra cross di Jalan Tunjungan sebagai panggung untuk pertunjukan busana.

Berbeda dengan di Jakarta yang sejauh ini kegiatannya mendapat dukungan pemerintah, Tunjungan Fashion Week di Jalan Tunjungan dibubarkan.

Dalam laporan Beritajatim, Tunjungan Fashion Week yang diselenggarakan pada Minggu (24/7/2022), lalu, dibubarkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja Surabaya karena mereka menganggap telah mengganggu arus lalu lintas.

Baca Juga: Ini Alasan Baim Wong Batal Patenkan Hak Kekayaan Intelektual Citayam Fashion Week

Tapi Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto menyebut tindakan anggotanya bukan membubarkan kegiatan, melainkan penertiban agar tidak mengganggu pengguna jalan.

Eddy juga menyoroti pakaian yang ditampilkan dalam Tunjungan Fashion Week. Dia mengimbau mereka supaya menggunakan pakaian "yang sopan dan pantas."

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan penghentian kegiatan Tunjungan Fashion Week "bukan soal tidak pro kreasi atau pro kreasi khas anak muda, tapi ini soal kebaikan bersama, kenyamanan pengguna jalan, dan aktivitas yang tidak menimbulkan kemacetan.”

Eri mengatakan kegiatan seperti itu bisa diselenggarakan di tempat dan momen yang lebih tepat, misalnya seperti saat car free day atau di Balai Pemuda serta sejumlah ruang terbuka hijau.

Dia mengatakan mengapresiasi anak muda untuk aktualisasi diri di bidang fashion, tetapi dia juga berpesan agar mereka tetap mengedepankan kesopanan dalam berbusana.

Baca Juga: Banyak Pria Kemayu Seliweran di Citayam Fashion Week, Ini Respon Pemprov DKI

“Soal konsep outfitnya, silakan berkreasi, namun harus tetap menginspirasi, ojok pating pecotot (tidak rapi) dan sing nggak karu-karuan (tidak pantas), juga harus mencerminkan karakter khas arek Suroboyo,” kata dia.

Load More