Diyan mengaku sangat menyenangkan meski hanya mengajar satu siswa saja. Ia berharap bisa lebih dekat dengan siswa dan lebih fokus mengajarnya.
"Sebelumnya siswa saya itu sedikit. Yang kemarin itu mengajar lima siswa, sebelumnya mengajar tiga siswa. Jadi sudah terbiasa," jelasnya.
Mengenai Azzam, sejak pertama kali masuk sekolah itu anaknya komunikatif dan ceria. Karena tidak ada temannya bukan berati terus jadi malu, rendah diri itu tidak.
"Tapi dari awal sudah semangat belajar. Tidak ada treatment khusus untuk mengajar Azzam," papar dia.
Saat berada di sekolah ikut bermain seperti siswa yang lain atau dengan kakak kelasng. Apalagi kakaknya bernama Ukhty Awan Permata Aulia (9) juga sekolah di sini kelas 4.
"Jadi kakaknya sering menemani bermain. Kadang saya ajak agar main dengan kakak kelasnya, mereka juga mau mengajak bermain atau sekedar jajan bareng," terangnya.
Diyan juga sering berkomunikasi dengan orang tuanya, apakah ada permasalahan atau tidak karena sementara ini tidak ada teman satu kelasnya.
"Alhamdulillah, orang tua memberi suport penuh. Sudah menitipkan kepada saya juga, sudah tahu kondisinya juga," ujar Diyan.
Sementara itu, Kepala SDN Sriwedari 197 Bambang Suryo Riyadi menjelaskan awalnya ada tiga siswa yang mendaftar di sini. Tapi dua pendaftar itu menjadikan SDN Sriwedari sebagai opsi kedua.
Baca Juga: Real Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Kisah Kepsek 8 Tahun Antar Jemput Siswanya
"Ada dua siswa lain yang daftar sebenarnya. Mereka bukan ditolak, tapi mereka SDN Sriwedari hanya menjadi pilihan kedua, satu masuk di SD Tumenggungan, dan satunya SD Mangkubumen," papar dia.
Bambang menambahkan, sejak sistem zonasi diterapkan jumlah peserta didik baru terus mengalami penurunan. Tahun lalu hanya lima siswa saja, saat ini naik kelas 2 ada empat siswa, sedangkan satu siswa harus tinggal kelas. Sehingga kelas 1 saat ini ada dua siswa.
Selain sistem zonasi, penyebab lain yang membuat sekolahnya sepi peminat, karena di sekitar SDN sekarang berdiri perhotelan, perkantoran dan GOR.
Dulu di sekitar sekolah itu permukiman penduduk yang jumlah masyarakat cukup banyak.
"Sekarang sudah beralih fungsi menjadi perhotelan, perkantoran dan lapangan. Jumlah masyarakatnya sudah banyak berkurang," tandasnya.
Selain itu persaingan dengan sekolah swasta juga menjadi salah satu faktor. Apalagi sekolah swasta lebih awal membuka pendaftaran peserta didik baru.
Berita Terkait
-
Kapolri Bentuk Tim Khusus Dalami Kasus Polisi Tembak Polisi, Mahfud MD: Sudah Tepat, Polhukam Akan Kawal
-
Istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo Alami Trauma Pasca Tragedi Polisi Tembak Polisi, Psikolog: Menangis Terus-menerus
-
6 Fakta Terbaru Kasus Penembakan Brigadir J, Kapolri Turun Tangan Bentuk Tim Gabungan
Terpopuler
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- 6 Pilihan HP RAM 12 GB Dibawah Rp2 Juta: Baterai Jumbo, Performa Ngebut Dijamin Anti Lag!
- Polemik Ijazah Jokowi Memanas: Anggota DPR Minta Pengkritik Ditangkap, Refly Harun Murka!
- 5 Pilihan Mobil Bekas Honda 3 Baris Tahun Muda, Harga Mulai Rp50 Jutaan
- 5 AC Portable Murah Harga Rp350 Ribuan untuk Kamar Kosan: Dinginnya Juara!
Pilihan
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi, Cek Deretannya
-
Siapa Takeyuki Oya? Bawa Liga Jepang Melesat Kini Jadi GM Urus Liga Indonesia
-
QJMotor Cito 150 Diperkenalkan di Jakarta Fair, Motor Sport Mini dengan Transmisi Matic
-
Pemain Keturunan Yogyakarta Bisa Langsung Gabung Timnas Indonesia U-20 Tanpa Naturalisasi
-
Liga Putri Digelar Bareng Pilpres 2029, Bakal Jadi Alat Politik?
Terkini
-
Respati Ardi Mendadak Bertemu Fraksi PDIP, Ada Apa?
-
Bawa Basket Meroket, Perbasi Dukung Arfinsa Gunawan Maju Calon Ketua KONI Surakarta
-
Zakir Naik Dakwah di Solo: Ribuan Peserta Hadir dan Terbuka untuk Semua Agama
-
Kronologi Penemuan Mayat Wanita di Wonogiri, Warga Curiga Gara-gara Ini
-
Wonogiri Gempar! Wanita Ditemukan Tewas Tangan Terikat dan Wajah Tertutup Bantal