Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 13 Juli 2022 | 15:41 WIB
Azzam Ma'ruf Bi Qolbi (6), saat mengikuti proses belajar mengajar. [Suara.com/Ari Welianto) 
Azzam Ma'ruf Bi Qolbi (6), saat mengikuti proses belajar mengajar. [Suara.com/Ari Welianto) 

Diyan mengaku sangat menyenangkan meski hanya mengajar satu siswa saja. Ia berharap bisa lebih dekat dengan siswa dan lebih fokus mengajarnya. 

"Sebelumnya siswa saya itu sedikit. Yang kemarin itu mengajar lima siswa, sebelumnya mengajar tiga siswa. Jadi sudah terbiasa," jelasnya.

Mengenai Azzam, sejak pertama kali masuk sekolah itu anaknya komunikatif dan ceria. Karena tidak ada temannya bukan berati terus jadi malu, rendah diri itu tidak.

"Tapi dari awal sudah semangat belajar. Tidak ada treatment khusus untuk mengajar Azzam," papar dia.

Baca Juga: Arteria Dahlan Apresiasi Kapolri Tak Buru-buru Nonaktifkan Kadiv Propam Soal Kasus Polisi Tembak Polisi

Saat berada di sekolah ikut bermain seperti siswa yang lain atau dengan kakak kelasng. Apalagi kakaknya bernama Ukhty Awan Permata Aulia (9) juga sekolah di sini kelas 4.

"Jadi kakaknya sering menemani bermain. Kadang saya ajak agar main dengan kakak kelasnya, mereka juga mau mengajak bermain atau sekedar jajan bareng," terangnya.

Diyan juga sering berkomunikasi dengan orang tuanya, apakah ada permasalahan atau tidak karena sementara ini tidak ada teman satu kelasnya.

"Alhamdulillah, orang tua memberi suport penuh. Sudah menitipkan kepada saya juga, sudah tahu kondisinya juga," ujar Diyan.

Sementara itu, Kepala SDN Sriwedari 197 Bambang Suryo Riyadi menjelaskan awalnya ada tiga siswa yang mendaftar di sini. Tapi dua pendaftar itu menjadikan SDN Sriwedari sebagai opsi kedua. 

Baca Juga: Real Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Kisah Kepsek 8 Tahun Antar Jemput Siswanya

"Ada dua siswa lain yang daftar sebenarnya. Mereka bukan ditolak, tapi mereka SDN Sriwedari hanya menjadi pilihan kedua, satu masuk di SD Tumenggungan, dan satunya SD Mangkubumen," papar dia.

Bambang menambahkan, sejak sistem zonasi diterapkan jumlah peserta didik baru terus mengalami penurunan. Tahun lalu hanya lima siswa saja, saat ini naik kelas 2 ada empat siswa, sedangkan satu siswa harus tinggal kelas. Sehingga kelas 1 saat ini ada dua siswa.

Selain sistem zonasi, penyebab lain yang membuat sekolahnya sepi peminat, karena di sekitar SDN sekarang berdiri perhotelan, perkantoran dan GOR. 

Dulu di sekitar sekolah itu permukiman penduduk yang jumlah masyarakat cukup banyak. 

"Sekarang sudah beralih fungsi menjadi perhotelan, perkantoran dan lapangan. Jumlah masyarakatnya sudah banyak berkurang," tandasnya.

Selain itu persaingan dengan sekolah swasta juga menjadi salah satu faktor. Apalagi sekolah swasta lebih awal membuka pendaftaran peserta didik baru.

Load More