Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 21 Juni 2022 | 07:28 WIB
Suasana Pemutarannya dilakukan di SMA 1 Batik Solo, Senin 20 Juni 2022 yang mengkisahkan Dhania pelajar asal solo terpapar paham radikalisma oleh ISIS di Medsos. [Istimewa]

SuaraSurakarta.id - Di era media sosial seperti saat ini, verifikasi informasi menjadi sangat penting. Sebab, informasi yang menyebar di media sosial tak semuanya benar.

Mencari informasi pembanding jadi salah satu cara verifikasi. Kelompok ekstremis kerap membajak agama demi kepentingan kelompok mereka sendiri.

Hal itulah yang terungkap dalam film dokumenter bertajuk “Seeking The Imam” karya Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP). Film itu diputar di hadapan pelajar SMA dari berbagai sekolah di Solo.

Pemutarannya dilakukan di SMA 1 Batik Solo, Senin 20 Juni 2022, yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan bertema “Ekspresi Kaum Muda: Bangga Nusantara Tolak Radikalisme Terorisme” itu juga sengaja digelar dalam rangka Bulan Pancasila Tahun 2022.

Baca Juga: Polisi Disebar ke Sekolah-sekolah untuk Cegah Ajaran Khilafatul Muslimin

Karakter utama dalam film itu, Dhania (24) bercerita di hadapan audiens. Dia berbagi pengalamannya “terjebak” media sosial, yang membuatnya sempat tergelincir masuk ke wilayah kelompok ISIS di Suriah pada 2015 hingga 2017. Dhania ketika itu baru berusia 16 tahun, masih duduk di kelas 2 SMA di Kepulauan Riau.

"Saya nggak happy, apalagi ditambah tugas, kerjaannya gitu-gitu doang, belajar, belajar belajar. Ayah juga sibuk, iya sih nyari duit buat kita juga tapi kan harusnya ada waktu juga buat keluarga, buat anak-anak," kata Dhania dari keterangan tertulis Senin (20/6/2022).

Itulah salah satu titik awal “kekecewaan” Dhania pada keluarga. Akhirnya, “larilah” dia ke media sosial. Dhania banyak berselancar di Facebook, termasuk mengikuti Tumblr yang isinya catatan harian para muhajirin di Suriah. Ada beberapa akun yang diikutinya di Tumblr, di antaranya; Diary of Muhajirah dan Al-Muhajirat.

Rata-rata isinya tentang cerita kehidupan di wilayah ISIS yang begitu indah dan menyenangkan. Seperti; pendidikan gratis, fasilitas kesehatan gratis, kehidupan yang adil.

"Pokoknya, negeri yang diberkahi. Saya ketika itu langsung percaya," lanjut Dhania.

Baca Juga: AS Tangkap Hani Ahmed Al-Kurdi Tokoh Utama ISIS Di Suriah

Akhirnya, bersama keluarganya, termasuk beberapa saudara-saudaranya, mereka nekat meninggalkan Indonesia “berhijrah” ke wilayah ISIS di Suriah. Ternyata, sesampainya di sana, yang didapati bertolak belakang dengan apa yang disebutkan di media-media sosial tadi.

Load More