Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 02 Juni 2022 | 17:07 WIB
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mendampingi Presiden Jokowi di Pasar Mojosongo, Solo, Jateng. (Dok: Pemprov Jateng)

SuaraSurakarta.id - Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo, FX Hadi Rudyatmo menanggapi ucapan anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Trimedya Panjaitan yang menyebut Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo kemlinthi, terlalu berambisi menjadi calon presiden (capres) dan tidak menghargai Megawati Sukarnoputri.

Rudy menegaskan, jika Ganjar Pranowo taat dan sangat menghargai Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri.

"Nggak lah. Pak Ganjar itu sangat-sangat menghargai ibu ketua umum Megawati Sukarnoputri," terang Rudy, Kamis (2/6/2022).

Menurutnya, ada beberapa catatan yang membuktikan jika Ganjar taat dan menghargai Ketua Umum PDIP itu.

Baca Juga: Profil Megawati Soekarnoputri: Biodata, Riwayat Pendidikan, Karier Politik

Rudy menjelaskan, sikap taat dan tunduk Ganjar, kepada Megawati saat pertama kali munculnya isu pencapresan Ganjar beberapa waktu sebelumnya.

Kepada Megawati, Ganjar dengan tegas menyampaikan bahwa dirinya hanya kader partai.

"Ketika Pak Ganjar diminta keterangan, apakah mau nyalon presiden dan sebagainya. Beliau dengan tegas menyampaikan bahwa saya ini adalah kader partai. Taat dan patuh pada ketua umum partai. Itu yang disampaikan Pak Ganjar," papar dia.

Selama menjadi gubernur atau saat jadi anggota DPR RI, lanjut dia, punya prestasi yang membanggakan. Jadi tidak benar jika Pak Ganjar tidak memiliki prestasi, apalagi beliau menjabat sebagai gubernur dua periode.

Mantan Wali Kota Solo ini pun meminta kepada Trimedya Panjaitan bisa membuka data.

Baca Juga: Disebut Kemlinthi, Ganjar Pranowo Tegaskan Capres Urusan Ketum PDI Perjuangan

"Kalau prestasi, Pak Ganjar pernah jadi ketua komisi di DPR RI. Kalau nggak punya prestasi nggak bakalan jadi gubernur dua kali. Itu saja indikatornya," jelasnya.

Rudy mengatakan, jika Pak Ganjar itu berangkat dari Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) hingga menjadi anggota DPR RI.

Selanjutnya beliau diberi tugas sama ibu ketua umum maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) melawan incumbent dan menang.

"Jadi masyarakat itu tidak membandingkannya dengan struktur partai. Beliau itu berangkat dari Badiklat hingga ditugasi menjadi gubernur," ungkapnya.

"Kalau tidak punya prestasi saat menjadi gubernur pada periode pertama. Ketua umum tidak mungkin menugaskan kadernya untuk menjadi gubernur kedua kali," ujar dia.

Selain menjadi gubernur, Pak Ganjar juga sebagai Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama). Sehingga sering diundang ke berbagai Sumatera, Makasar dan lainnya untuk kegiatan atau pelantikan itu adalah wajar, bukan sebagai safari politik.

"Dilihat saja undangannya apa. Kalau ke Papua, ini kan untuk memberikan motivasi kepada atlet PON," sambungnya.

Saat ditanya jika Pak Ganjar sering main media sosial (medsos), Rudy membantah.

Rudy pun menambahkan, jika sekarang medsos itu sudah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat khusus kepala daerah.

Dengan medsos itu bisa untuk bersosialisasi, lalu berkomunikasi seperti rapat sampai laporan kinerja.

"Apa yang dilakukan Pak Ganjar sudah tepat dan hal yang wajar. Tidak mungkin gubernur bisa menjangkau 35 kota/kabupaten di Jateng. Medsos menjadi solusi yang efektif dan efisien, apalagi saat masa pandemi Covid-19," tandas Rudy.

Kontributor : Ari Welianto

Load More