SuaraSurakarta.id - Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang 15 ekor sapi dan dinyatakan positif terjangkit di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo.
Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali gerak cepat dan mengisolasi terhadap hewan sapi yang terjangkiti jangan sampai dibawa keluar atau dijual dan sebagainya.
"Termasuk jangan ada sapi masuk di kandang ini, tidak boleh. Jadi untuk sementara diisolasi agar tidak menular ke ternak lainnya," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Disnakkan Kabupaten Boyolali drh Aviany Rifdania, dilansir dari ANTARA, Rabu (11/5/2022).
Menurut dia otomatis lima dari 15 ekor yang masih satu kandang tersebut tertular karena tingkat penularan PMK in, sangat cepat, yakni antara 90 hingga 100 persen. Karena, dari 15 ekor sapi yang terjangkit PMK gejalanya sama.
Dengan ditemukan 15 ekor sapi yang dinyatakan positif PMK di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali itu, pihaknya melakukan tiga hal yakni pertama pengobatan kepada sapi yang terjangkiti. Jika virus itu, sebenarnya tidak ada obatnya tetapi pihaknya menggunakan obat-obatan sportif atau vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan sapi.
"Kami memberikan vitamin A,D,E ikut-ikutan seperti penangan kasus COVID-19, karena suhunya tinggi hewan diberikan obat penurun panas hewan ternak dan diberikan antibiotik untuk infeksi sekunder," katanya.
Pihak kedua melakukan isolasi terhadap hewan sapi yang terjangkiti jangan sampai dibawa keluar atau dijual dan sebagainya atau ada sapi masuk di kandang ini, tidak boleh. Jadi untuk sementara diisolasi agar tidak menular ke ternak lainnya.
Ketiga biosecurity antara lain pembersihan kotoran hewan ternak disemprot dengan disinfektan dan membatasi lalu lintas ternak.
"PMK pada ternak sapi menyebabkan hewan menjadi kurus karena tidak mau makan otomatis yang sapi perah produksi susu menjadi turun," kata Aviany Rifdania.
Sementara Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati menambahkan, petugas Puskeswan juga sudah mengambil sampel dari beberapa hewan ternak sapi yang disinyalir mengidap PMK untuk kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium.
“Teman-teman Puskeswan langsung mengambil tindakan menyuntik dengan hasil sharing dengan Jawa Timur. Kita bersama dengan Balai Besar Veteriner di Wates dan Lab provinsi ke lokasi untuk mengambil sampel sekaligus melanjutkan penanganan menyuntik,” ujarnya.
Tidak hanya melakukan pemeriksaan kesehatan hewan, petugas juga menyemprot disinfektan ke kandang ternak sapi yang mengalami gejala PMK.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Moto G96 5G Resmi Rilis, HP 5G Murah Motorola Ini Bawa Layar Curved
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Misteri Panggilan Telepon Terakhir Diplomat Arya Daru Pangayunan yang Tewas Dilakban
- 7 HP Infinix Rp1 Jutaan Terbaik Juli 2025, Ada yang Kameranya 108 MP
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 9 Juli: Ada Pemain OVR Tinggi dan Gems
Pilihan
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
-
Sri Mulyani Umumkan 26 Nama Lolos Seleksi DK LPS, Ada Mantan Bos BUMN, BI Hingga OJK
-
5 Rekomendasi HP RAM 12 GB Memori 512 GB di Bawah Rp 5 Juta, Terbaik Juli 2025
Terkini
-
Miris! SDN 27 Kauman Kota Solo Hanya Terima 1 Siswa
-
Buruh Eks PT Sritex Resah dan Khawatir Usai Kejagung Sita 72 Mobil Mewah
-
Dikejar Warga Usai Jambret di Depan SMPN 1 Grogol, Dua Residivis Babak-belur Diamankan Polisi
-
Kandungan Utama Evowhey Protein yang Bermanfaat Besar
-
Pupuk Palsu Gegerkan Boyolali: Polda Jateng Bongkar Sindikat Bertahun-tahun