Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 11 Mei 2022 | 15:39 WIB
Petugas Disnakan Kabupaten Boyolali melakukan pengobatan hewan ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Boyolali. [diskominfo boyolali]

SuaraSurakarta.id - Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang 15 ekor sapi dan dinyatakan positif terjangkit di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo. 

Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali gerak cepat dan mengisolasi terhadap hewan sapi yang terjangkiti jangan sampai dibawa keluar atau dijual dan sebagainya.

"Termasuk jangan ada sapi masuk di kandang ini, tidak boleh. Jadi untuk sementara diisolasi agar tidak menular ke ternak lainnya," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Disnakkan Kabupaten Boyolali drh Aviany Rifdania, dilansir dari ANTARA, Rabu (11/5/2022).

Menurut dia otomatis lima dari 15 ekor yang masih satu kandang tersebut tertular karena tingkat penularan PMK in, sangat cepat, yakni antara 90 hingga 100 persen. Karena, dari 15 ekor sapi yang terjangkit PMK gejalanya sama.

Baca Juga: Putar Otak karena Harga Daging Sapi Masih Tinggi di Majalengka, Pedagang Bakso Pilih Campur dengan Daging Ayam

Dengan ditemukan 15 ekor sapi yang dinyatakan positif PMK di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali itu, pihaknya melakukan tiga hal yakni pertama pengobatan kepada sapi yang terjangkiti. Jika virus itu, sebenarnya tidak ada obatnya tetapi pihaknya menggunakan obat-obatan sportif atau vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan sapi.

"Kami memberikan vitamin A,D,E ikut-ikutan seperti penangan kasus COVID-19, karena suhunya tinggi hewan diberikan obat penurun panas hewan ternak dan diberikan antibiotik untuk infeksi sekunder," katanya.

Pihak kedua melakukan isolasi terhadap hewan sapi yang terjangkiti jangan sampai dibawa keluar atau dijual dan sebagainya atau ada sapi masuk di kandang ini, tidak boleh. Jadi untuk sementara diisolasi agar tidak menular ke ternak lainnya.

Ketiga biosecurity antara lain pembersihan kotoran hewan ternak disemprot dengan disinfektan dan membatasi lalu lintas ternak.

"PMK pada ternak sapi menyebabkan hewan menjadi kurus karena tidak mau makan otomatis yang sapi perah produksi susu menjadi turun," kata Aviany Rifdania.

Baca Juga: Duh, Tiga Ekor Sapi Perah Terindikasi Memiliki Penyakit Mulut dan Kaki di Pasar Hewan Ajibarang Banyumas

Sementara Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati menambahkan, petugas Puskeswan juga sudah mengambil sampel dari beberapa hewan ternak sapi yang disinyalir mengidap PMK untuk kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium.

“Teman-teman Puskeswan langsung mengambil tindakan menyuntik dengan hasil sharing dengan Jawa Timur. Kita bersama dengan Balai Besar Veteriner di Wates dan Lab provinsi ke lokasi untuk mengambil sampel sekaligus melanjutkan penanganan menyuntik,” ujarnya.

Tidak hanya melakukan pemeriksaan kesehatan hewan, petugas juga menyemprot disinfektan ke kandang ternak sapi yang mengalami gejala PMK.

Load More