Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 20 Maret 2022 | 17:30 WIB
Ilustrasi rudal. Rusia luncurkan senjata canggih rudal jelajah dan hepersonik untuk menggempur militer Ukraina. (Shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Invasi militer Rusia terhadap Ukraina belum juga berakhir. Negara beruang putih itu terus menggempur dengan senjata rudal jarak jauh. 

Terbaru Rusia menghantam Ukraina dengan rudal jelajah dari Laut Hitam dan Laut Kaspia, dan rudal hipersonik dari wilayah udara Krimea, kata kementerian pertahanan Rusia, Minggu (20/3/2022).

Juru bicara kemhan Igor Konashenkov mengatakan Rusia telah menyerang infrastruktur militer Ukraina pada Sabtu (19/3) malam dan Minggu pagi.

"Rudal jelajah Kalibr diluncurkan dari perairan Laut Hitam ke pabrik Nizhyn yang memperbaiki kendaraan lapis baja Ukraina yang rusak dalam pertempuran," kata dia.

Baca Juga: Pertama Kalinya Rusia Gunakan Rudal Hipersonik Di Perang Ukraina, Tembak Sasaran Gudang Senjata

Rudal serupa juga ditembakkan dari Laut Kaspia dan rudal hipersonik Kinzhal (Dagger) dari wilayah udara Krimea untuk menghancurkan gudang penyimpanan bahan bakar milik militer Ukraina, kata Konashenkov.

Krimea adalah semenanjung di Ukraina yang dicaplok oleh Rusia pada 2014.

Rusia juga menghantam pusat persiapan militer Ukraina, tempat para petempur asing bergabung dengan pasukan Kiev.

Invasi Rusia di Ukraina telah menewaskan ribuan orang dan mengusir lebih dari tiga  juta orang. Ada kekhawatiran perang itu meluas menjadi konflik Rusia dan Amerika Serikat, dua negara nuklir terbesar di dunia.

Presiden Vladimir Putin mengatakan "operasi militer khusus" itu diperlukan karena AS memanfaatkan Ukraina untuk mengancam negaranya. Rusia harus melindungi warga berbahasa Rusia dari ancaman "genosida" Ukraina, kata Putin.

Baca Juga: Nama Ini Dicopot dari Jajaran Lelaki Pertama di Luar Angkasa karena Orang Rusia

Ukraina mengatakan mereka bertempur demi keberadaan negara itu. Mereka juga menyebut tuduhan genosida Putin sebagai omong kosong.

Barat telah menjatuhkan beragam sanksi pada Rusia, yang dianggap Kremlin sebagai pernyataan perang ekonomi oleh AS dan sekutunya.
[ANTARA]

Load More