Scroll untuk membaca artikel
Siswanto
Kamis, 10 Maret 2022 | 11:19 WIB
Sujimiati memegang fotonya bersama Presiden Jokowi [Beritajatim]

SuaraSurakarta.id - Seorang pelaku UMKM asal Kelurahan Selosari, Magetan, Sujimiati, mengeluh sambil memegangi fotonya ketika berdialog dengan Presiden Joko Widodo.

Dia kecewa setelah dilarang berdagang di Jalan Diponegoro, Magetan, oleh aparat pemerintah setempat dan itu artinya sangat mengganggu keuangan rumah tangganya.

Sujimiati dulu berjualan di depan Rumah Promosi Industri Kecil Menengah  Kulit. Tapi sebulan yang lalu, petugas melakukan penertiban dan melarang adanya aktivitas jualan di sana.

Menurut laporan Beritajatim, tempat baru yang dijanjikan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Magetan untuk pedagang, tidak jelas.

Baca Juga: Sambut Ajang G20 di Belitung, Puluhan UMKM dan Ekonomi Kreatif Dipersiapkan

Semenjak dilarang berjualan di Jalan Diponegoro, Sujimiati mengaku tak memiliki penghasilan lagi dan untuk usaha menutupi kebutuhan keluarga, keluarganya terpaksa menjual sepeda motor dan ayam.

Tapi uang dari hasil menjual harta benda tak cukup. Dia menyebut uang pembayaran kuliah dan biaya kos anaknya sampai sekarang belum terbayar. Dia juga mulai punya utang.

Sujimiati terkenang pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo beberapa tahun lalu. Waktu itu, dia mendapat kesempatan untuk mengeluarkan uneg-uneg kepada Jokowi.

Sujimiati berharap Jokowi mendengarkan persoalannya saat ini dan membantu mencarikan jalan keluar.

“Ini pak saya tergusur tidak dikasih tempat untuk jualan. Mohon diberi tempat yang jelas, jangan bohong. Ini saya pak, bu Jit masih kenal nggak Pak Jokowi sama saya. Kalau dikasih mbok ndang dikasih kalau nggak ya bilang nggak,” kata Sujitmiati.

Baca Juga: Sambut G20 di Belitung, Pelaku UMKM Diberi Keterampilan Berbahasa Inggris

“Pak Jokowi tolong saya orang kecil, sudah satu bulan tidak kerja tidak jualan angsurannya pinjaman gimana pak wong nggak dapat penghasilan. Anak bayar sekolah butuh makan tiap harinya. Jualan sehari dimakan sehari, bukan jualan sehari bisa dimakan seminggu.” 

Berharap dapat tempat baru

Sujimiati berusia 59 tahun. Dia seorang buta huruf.

Sujimiati pernah dijanjikan tempat usaha baru di seberang tempat usaha semula.

“Bila memang tempat di bekas TPS boleh ditempati bilango boleh. Bila tidak boleh bilang nggak boleh, jadi saya tidak mengharap lagi. Bila boleh maka akan saya bersihkan agar dapat berjualan lagi untuk menyambung hidup,” kata Sujimiati.

Akan Ditemui Ketua DPRD

Persoalan pelaku UMKM seperti yang dialami Sujimiati telah diketahui Ketua DPRD Magetan Sujatno.

Sujatno mengatakan akan mengunjungi rumah Sujimiati untuk mendengarkan langsung persoalannya.

‘’Saya harap saya punya waktu untuk mengecek ke sana. Sudah beberapa waktu lalu saya dengar kabar perihal pelaku UMKM ini. Saya akan ajak dinas terkait untuk turut mengecek. Apakah benar-benar tidak ada titik temu,’’ katanya.

Sujatno mengatakan pelaku UMKM seperti Sujimiati dan suami merupakan tanggung jawab bersama.

Apabila pemerintah meminta mereka pindah tempat usaha seharusnya juga dipikirkan dimana tempat yang baru.

‘’Karena mereka ini menggantungkan hidup diusahanya itu. Sudah jadi kewajiban kami dan pemerintah Magetan untuk turut memikirkan solusinya. Tetap dibina, bagaimana caranya bisa berkembang. Apalagi kalau perlu pindah, maka tempat barunya harus dipikirkan juga,’’ katanya. [Beritajatim]

Load More