Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 04 Maret 2022 | 15:50 WIB
Ilustrasi Relawan Satgas Penanganan COVID-19 Kota Solo menyiapkan kasur tempat tidur untuk isolasi terpusat pasien COVID-19 di Graha Wisata Niaga, Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/2/2022). [ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/rwa]

SuaraSurakarta.id - Melonjaknya kasus COVID-19 di Kota Solo menjadi perhatian banyak pihak. Apalagi meningkatnya kasus terpapar virus Corona terjadi saat ekonomi mulai membaik, dan pendidikan mulai berjalan normal.  

Namun demikian, kabar baiknya kini jumlah penghuni dua tempat isolasi terpusat di Kota Solo mulai turun seiring meningkatnya angka kesembuhan penderita COVID-19.

"Isoter (isolasi terpusat) di Ndalem Priyosuhartan dan Graha Wisata banyak penurunan sejak dua hari lalu," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta Nico Agus Putranto dikutip dari ANTARA di Solo, Jumat (4//3/2022).

Ia mengatakan jika dibandingkan dengan minggu lalu, untuk hari ini terjadi penurunan angka keterisian yang cukup signifikan.

Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 3 Maret: Positif 4.669, Sembuh 7.671, Meninggal 20

BPBD Kota Surakarta mencatat per Jumat (25/2) jumlah penghuni di Graha Wisata Niaga sebanyak 21 orang. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hari ini sebanyak enam orang.

Selanjutnya, untuk lokasi isolasi terpusat di Ndalem Priyosuhartan pada Jumat (25/2) pekan lalu sebanyak 15 orang, sedangkan hari ini turun menjadi tujuh orang.

Ia mengatakan rata-rata para penderita COVID-19 yang masuk ke lokasi isolasi terpusat ini melakukan isolasi sekitar sepuluh hari.

"Alhamdulilah dua hari ini belum ada kabar masuk lagi," katanya.

Sementara itu, untuk isolasi terpusat khusus tenaga kesehatan yang ditempatkan di Dinasty Smart Hotel Jalan MT Haryono sudah mulai terisi.

Baca Juga: Marak Pelanggaran Prokes di Jakarta, Wagub DKI Siap Jatuhkan Sanksi

"Hari Rabu kemarin sudah masuk, ada empat orang dari nakes puskesmas," katanya.

Ia mengatakan untuk mekanisme masuknya penderita COVID-19 di isolasi terpusat untuk masyarakat maupun tenaga kesehatan tidak ada perbedaan.

"Kalau isoter mekanismenya sama, tetap rekomendasi dari DKK," katanya.

Load More