Budi Arista Romadhoni
Rabu, 26 Januari 2022 | 13:57 WIB
Sumanto (60) saat berada di bekas Kampung Ngentak RT 14 RW 5 Desa Kranggan Kecamatan Polanharjo, Klaten yang kini rata dengan tanah. [suara.com/ari welianto]

Sebelum di Kampung Ngentak tinggal di Delanggu dan berjualan disana, tapi terkena gusur proyek pelebaran jalan.

"Dulu saya di Delanggu, tapi kena gusur proyek pelebaran jalan. Terus pindah kesini," kisahnya.

Sebenarnya, lanjut dia, proyek jalan tol ini sudah ada sejak zaman Presiden Suharto. Tapi dulu lokasi yang terkena bukan di kampungnya tapi beda kampung.

Namun saat Presiden Suharto lengser rencana jalan tol berhenti lama, rencana mau diteruskan sama putri Suharto, Siti Hardijanti Hastuti Indra Rukmana (Mbak Tutut) tapi juga tidak jalan.

Kemudian dilanjutkan sama Presiden Joko Widodo (Jokowi), tapi lokasi yang terkena bergeser. Bukan di kampung sebelah tapi Kampung Ngentak.

"Awalnya yang kena itu di Desa Siman, itu pas zaman Pak Harto. Tapi sekarang malah Kampung Ngentak yang kena," imbuhnya.

Warga sebenarnya belum pada, karena awalnya di desa sebelah yang kena. Kemudian ada sosialisasi dari kelurahan untuk berkumpul, kalau ada jalan tol yang lewat di Desa Kranggan.

Selanjutnya dari kecamatan, kabupaten, BPN, pada datang memberi saran kepada warga.

"Semua warga setuju dan minta secepatnya diproses. Prosesnya itu tidak sampai satu tahun, warga mulai tahu itu tahun 2020 tapi sosialisasi mulai 2021 kemarin," tandasnya.

Baca Juga: Pembagian Pasaran dalam Pasar Tradisional Jawa

Kontributor : Ari Welianto

Load More