Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 17 Januari 2022 | 22:22 WIB
Ilustrasi covid-19. [pixabay.com]

SuaraSurakarta.id - Jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kota Solo mengalami kenaikan.

Hal itu seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat beberapa waktu terakhir, termasuk libur natal dan tahun baru (Nataru)

Berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta, hingga Minggu (16/1/2022) jumlah pasien COVID-19 yang terdata sebanyak lima orang.

Angka ini mengalami kenaikan dari minggu sebelumnya yang hanya sebanyak tiga pasien.

Baca Juga: Ngeri! Twindemic Influenza dan Covid-19 Ancam Sistem Kesehatan di Eropa

Dari data tersebut, lima pasien terkonfirmasi COVID-19, dua di antaranya menjalani isolasi mandiri dan tiga dirawat di rumah sakit.

Dengan penambahan tersebut, hingga Minggu (16/1/2022) jumlah kumulatif kasus positif COVID-19 di Kota Solo menjadi sebanyak 26.096 kasus.

"Siap nggak siap ya harus kami antisipasi untuk Omicron dan gelombang-gelombang berikutnya," kata Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dikutip dari ANTARA, Senin (17/1/2022).

Meski demikian, ia meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan terkait varian baru tersebut selama tetap menerapkan protokol kesehatan. "Santai saja," ucapnya.

Ia mengatakan sejauh ini pemerintah daerah sudah melakukan langkah antisipasi, di antaranya dengan melakukan percepatan vaksinasi dan memastikan kesiapan alat untuk perawatan pasien COVID-19.

Baca Juga: Waduh, Thailand Laporkan Kematian Pertama Akibat Varian Omicron!

"Kami sudah punya oksigen konsentrator, generator, isotank wis siap, tenang wae," ujar dia.

Disinggung mengenai penerapan bekerja dari rumah untuk meminimalisasi lonjakan kasus yang tinggi, dikatakannya, sejauh ini belum masuk rencana pemerintah daerah.

"Belum ada rencana ke situ, kasus kita rendah sekali kok," paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan penambahan jumlah kasus COVID-19 tersebut belum tentu akibat libur Natal dan tahun baru.

"Segala kemungkinan bisa, namun pasien tidak ada riwayat bepergian. Penambahan ini satu karena skrining, satu karena suspek," tegas Siti.

Load More