SuaraSurakarta.id - Transportasi umum menjadi sektor yang terdampak disaat Pandemi Covid-19. Dilarangnya orang-orang berkumpul membuat angkutan kota (angkot) makin ditinggalkan oleh masyarakat.
Menyadur dari Solopos.com, Purwanto, 45, yang bekerja sebagai sopir angkot di Wonogiri seringkali harus cepat-cepat memberangkatkan penumpang yang sudah duduk di mobilnya. Padahal, penumpang belum penuh.
Alasannya, masyarakat kini tak banyak yang menggunakan moda transportasi umum, seperti angkot untuk bepergian ke tempat tujuan mereka. Jika ia menunggu lebih lama, alih-alih mendapat penumpang, ia justru takut penumpangnya buru-buru pindah ke angkot lain.
Pandemi Covid-19 yang berdampak pada bidang pendidikan mengharuskan pelajar untuk belajar dari rumah. Hal ini turut memengaruhi Purwanto dan sopir angkot lainnya yang berharap lebih banyak penumpang dari kalangan pelajar.
“Sebelum pandemi Covid-19 ini kan banyak anak sekolah yang memakai angkot [menuju] ke sekolahnya. Jadi perputaran uangnya, meski sedikit-sedikit pasti ada. Lumayan lah, kalau pelajar cukup bayar Rp2.000 sedangkan umum bayarnya Rp3.000,” kata Purwanto ketika ditemui di Wonogiri Selasa (28/12/2021).
Sepinya penumpang juga dialami Mulyadi, 35. Beda dengan Purwanto, pada Selasa (28/12/2021) sekitar pukul 09.00 WIB, Mulyadi telah selesai menurunkan penumpang. Terlihat di saku bajunya beberapa lembar uang kertas terlipat rapi.
Selama pandemi Covid-19, Mulyadi mengatakan penumpang sepi lebih dikarenakan masyarakat takut pergi ke pasar. “Masyarakat mungkin takut ke pasar selama pandemi Covid-19, jadi memilih belanja ke pedagang sayur dekat rumahnya. Selama pandemi itu saya lihat-lihat memang banyak yang buka usaha sayur dari rumah masing-masing,” ujar Mulyadi.
Baik Purwanto, Mulyadi, maupun sopir angkot lainnya, saat ini hanya ngetem sampai pukul 15.00 WIB. Sepinya masyarakat yang menggunakan angkot sebagai moda transportasi umum, sempat menjadi perhatian pemerintah. Para sopir angkot mengaku mendapat bantuan langsung tunai yang dikirim ke rekening mereka.
“Dulu pernah dapat bantuan senilai Rp600.000. Semua sopir angkot dapat. Tapi cuma tiga kali saja, habis itu enggak dapat bantuan lagi sampai sekarang,” tutur sopir angkot Wonogiri, Mandra, 51, Selasa (28/12/2021).
Baca Juga: Terjun ke Sungai Usai Tabrak Pengendara, Sopir Angkot di Medan Serahkan Diri ke Polisi
Transportasi Online
Selain pandemi Covid-19 yang berdampak banyak pada sepinya penumpang angkot, keberadaan transportasi online juga punya andil. Transportasi online diminati masyarakat karena bisa menjemput dan mengantar penumpang dari mana saja, berbeda dengan angkot yang harus berjalan sesuai jalur yang ditetapkan.
“Yang kadang susah, banyak driver online yang menjemput dan memberhentikan penumpang di sembarang tempat. Misalnya di sini [Pasar Kota Wonogiri] kan sebenarnya zona merah untuk transportasi online. Jadi kadang-kadang kalau ada yang nekat itu menimbulkan kecemburuan bagi kami,” ujar Mandra.
Ketika melihat transportasi online memberhentikan penumpangnya di zona merah, sopir-sopir angkot mengingatkan dan menasihati mereka.
Menurunnya jumlah penumpang angkot membuat para sopir angkot melakukan usaha sampingan. Mulyadi misalnya. Di rumah sepulang mencari penumpang, ia dan istrinya berjualan makanan.
Namun hal itu tidak bisa dilakukan sopir angkot lain seperti Mandra dan Purwanto. Mereka hanya mengandalkan bekerja sebagai sopir angkot.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
Prediksi IHSG Hari Ini Usai Pelemahan Wall Street, Cek Saham-saham Rekomendasi
-
Media Vietnam Akui Nguyen Cong Phuong Cs Pakai Tekel Keras dan Cara Licik
-
Satu Kata Erick Thohir Usai Timnas Indonesia U-23 Gagal Juara Piala AFF
-
Pengobat Luka! Koreografi Keren La Grande di Final Piala AFF U-23 2025
-
8 HP Murah RAM Besar dan Chipset Gahar, Rp1 Jutaan dapat RAM 8 GB
Terkini
-
Kasus Penganiayaan: Tak Terima Ditegur, Warga Laweyan Lempar Termos Es Tetangganya hingga Tewas
-
Dari Petani hingga Startup, FISR 2025 Solo Satukan Visi Beras Masa Depan
-
Braakk! Hendak Menyeberang, Warga Sangkrah Tewas Tertabrak KA Batara Kresna
-
Darurat Sampah! Bangkai Babi dan Limbah Medis Terjaring di Pintu Air Kleco
-
Hendak Aksi Tawuran di Mojosongo, Polisi Amankan Enam Pemuda Perguruan Silat