Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 27 Desember 2021 | 18:42 WIB
Ilustrasi COVID-19. Satgas Covid-19 mencatat selama 19 hari tidak ada penambahan kasus baru Covid-19 di Kota Solo. (pixabay.com)

SuaraSurakarta.id - Kabar bahagia datang dari Kota Solo. Selama 19 hari tidak ada penambahan kasus baru Covid-19

Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Solo mencatat, dalam kurun waktu 1-27 Desember 2021, ada 19 hari di antaranya yang tanpa tambahan kasus baru.

Kendati begitu, kewaspadaan masyarakat untuk menjaga kebiasaan taat protokol kesehatan tetap harus dijaga. Kebiasaan itu seperti memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas.

Catatan hingga Senin (27/12/2021), kasus aktif di Kota Bengawan tersisa sembilan orang. Sementara kumulatifnya mencapai 26.090 orang, dengan perincian 24.990 sembuh, dan 1.091 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Tegas! Kirim Pesan Tidak Sopan, Gibran Pecat Pengemudi BST Nakal

Menyadur dari Solopos.com, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih mengatakan akan melihat dulu perkembangannya ke depan seperti apa.

“Momentum Natal dan Tahun Baru masih satu rangkaian. Saya belum membuat satu kesimpulan. Tapi yang penting kewaspadaan semua pihak terhadap penularan ini. Senin ini kasus aktifnya tinggal sembilan orang, beberapa dari tracing. Kumulatif beberapa hari sebelumnya,” katanya kepada wartawan, Senin siang.

Ning, sapaan akrabnya, menyebut penurunan jumlah kasus Covid-19 di Kota Solo sudah tampak sejak September lalu. Namun, ia tetap menyiapkan skenario terburuk mengingat ancaman varian Omicron yang sudah ditemukan di Indonesia.

Sampel Uji WGS

Hingga pekan terakhir Desember, DKK belum mengirim sampel untuk diuji whole genome sequencing (WGS). “Kemungkinan yang mengirim langsung dari rumah sakit [RS] yang merawat pasien, karena enggak semua sampel dikirim untuk diuji,” tuturnya.

Baca Juga: Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Pecat Sopir yang Lecehkan Perempuan

Sejumlah syarat sampel yang bisa diuji WGS, di antaranya memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, pernah berkontak dengan orang yang punya riwayat perjalanan ke luar negeri, atau pernah berkontak dengan orang yang terpapar Omicron. Ia menyebut apa pun varian virus Corona yang dihadapi, kuncinya menerapkan protokol kesehatan.

“Tahun Baru jangan reuni dulu apalagi sampai abai tidak pakai masker. Mengobrol, maskernya dilepas, lalu berkerumun. Kebiasaan tersebut berpotensi menularkan virus,” ucap Ning.

Pada momentum Natal lalu, DKK Solo belum menggelar uji swab untuk deteksi kasus Covid-19 di tempat mengingat kerumunan yang timbul tidak terlalu padat. Petugas fokus di sejumlah check point untuk mengecek kondisi pemudik.

Capaian Vaksinasi

Di sisi lain, hingga Senin, capaian vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun sudah menyentuh 14.602 anak atau 32,41% dari sasaran 57.000-an orang. Jumlah itu masih disumbang dari siswa kelas III, IV, dan V.

“Kelihatannya untuk kelas I, II, dan V baru mulai pekan depan dan kami enggak bisa jadwal seperti kemarin. Saya harus cek BIAS [bulan imunisasi anak sekolah] kapan, karena data BIAS dari wilayah atau Puskesmas. Bahkan, ada yang BIAS-nya baru selesai 31 Desember. Angka itu sudah sesuai target. KIPI [kejadian ikutan pascaimunisasi] enggak ada, stok vaksin aman,” tutupnya.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyebut kondisi Solo sudah sangat baik. Tapi lonjakan tetap harus diantisipasi. “Karena pada akhir tahun kerumunan tambah banyak kok. Apalagi yang dari luar kota. Tetap kami antisipasi kok. Anak-anak juga sudah mulai divaksinasi. Cepat kok vaksin anak-anak ini. Sejauh ini enggak ada yang muncul KIPI. Itu yang bagus,” katanya.

Load More