Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 08 Desember 2021 | 10:40 WIB
Harsi, 55, pedagang tengkleng yang viral karena mematok harga yang dinilai tidak masuk akal menunjukkan sajian makanan yang dia jual di warungnya di Solo Baru, Sukoharjo, Senin (6/12/2021). [Solopos/Candra Putra Mantovani]

SuaraSurakarta.id - Media sosial sempat digegerkan dengan harga makanan olahan kambing atau disebut tengkleng yang fantastis. Tengkleng yang dijual di Solo Baru Kabupaten Sukoharjo itu pun ramai dibahas. 

Pasalnya harga satu porsi tengkleng dijual Rp100 ribu. Hingga membuat para pedagang di Solo Baru ketakutan para pembeli bakal kapok berkunjung.  

Ia adalah Harsi, 55, penjual Tengkleng yang disebut ngemplang pembeli. Namun dibalik cibiran netizen, pedagang tengkleng tersebut ternyata hidup sendirian tanpa ditemani suami. 

Menyadur dari Solopos.com, sejak  suaminya meninggal, Harsi harus berjuang sendirian membesarkan dua putrinya hingga lulus kuliah.

Baca Juga: Cihuyyy! Jalan Raya Ditutup Akibat PPKM Darurat, Anak-anak di Solo Baru Asyik Main Bola

Di balik sosoknya yang belakangan menjadi buah bibir masyarakat, Harsi adalah sosok ibu pekerja keras dan menjadi tulang punggung keluarga lewat jualan tengkleng di kawasan Solo Baru, Sukoharjo.

Harsi mengaku sudah puluhan tahun berjualan tengkleng. Selama itu juga, dia mengaku tidak pernah mendapatkan protes atau berdebat dengan pelanggan terkait harga yang dipatok saat proses pembayaran. Dia juga tidak mengira cara jualan yang dia terapkan belakangan menjadi buah bibir masyarakat.

“Ya saya itu sudah tua, tidak tahu internet dan tidak bisa baca. Saya tidak tahu kalau jadi pembicaraan. Cuma saya menyadari dagangan saya sepi beberapa waktu terakhir,” ungkap Senin (6/12/2021).

Harsi mulai berjualan tengkleng setelah suaminya meninggal. Sejak saat itu, dia mengganti peran suaminya sebagai tulang punggung keluarga. Sejumlah profesi pernah dia lakoni sebelum akhirnya memutuskan berjualan tengkleng.

“Sudah lama sekali, tapi saya lupa tahun berapa saya mulai berjualan. Sebelum jualan, saya pernah jadi buruh tani, buruh bangunan, dan pekerjaan serabutan lainnya,” imbuh dia.

Baca Juga: Berkenalan dengan 5 Menu Kuliner Tradisional yang Kurang Hits Tapi Dijamin Enak!

Dari hasil jualannya tersebut, Harsi bisa menghidupi dua putrinya dan menyekolahkan putri keduanya hingga lulus kuliah. Saat ini, Harsi mengaku hidup sendirian lantaran kedua putrinya sudah berkeluarga dan tinggal di rumah yang berbeda.

“Ya anak saya juga ada yang jualan. Tapi sekarang saya jualan untuk kebutuhan sendiri sehari-hari. Tapi kalau anak saya minta [uang], saya bisa ngasih, itu saja,” ucap dia.

Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL Setia Kawan Solo Baru, Sudarsi, mengatakan Harsi diketahui sudah berjualan tengkleng di Solo Baru sejak lama. Namun, dia mengakui Harsi sempat dua kali pindah lapak dan terakhir di Jl. Kunir Solo Baru.

“Ibunya sudah lama sekali jualan. Soalnya ada teman saya juga yang sempat mengeluhkan jajan di situ membayar dengan harga mahal. Itu kalau tidak salah sudah 15 tahun yang lalu. Di tempat sebelumnya, beda dengan saat ini. Jadi memang sudah lama,” ucap dia.

Sebelumnya diberitakanm warung tengkleng Harsi di Solo Baru, Sukoharjo, belakangan viral setelah dikritik oleh masyarakat lantaran dinilai mematok harga terlalu tinggi.

Kisah terkait warung tengkleng tersebut mencuat setelah muncul postingan sejumlah review dari google maps yang dihimpun dan di-screenshot oleh beberapa pihak. Respons tersebut kemudian ditanggapi macam-macam oleh masyarakat dan ikut terpicu mengungkapkan pengalaman buruk mereka yang juga merasakan hal serupa.

Load More