Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 08 November 2021 | 17:00 WIB
Petugas membawa WT (40), menuju ruang pemeriksaan atas kasus penganiayaan bakul cilok hingga meninggal dunia di Mapolsek Sambi, Kecamatan Sambi, Boyolali, Senin (8/11/2021). (Istimewa/Dok. Polsek Sambi]

SuaraSurakarta.id - Nasib tragis dialami penjual cilok asal Boyolali, Slamet (50) usai meregang nyawa setelah dianiaya orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berisinial WT (40), Minggu (7/11/2021).

Pelaku tinggal yang tinggal di Dukuh Jetaksari, Desa Jatisari, Kecamatan Sambi, Boyolali, kini menjalani tes kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Arif Zainuddin, Solo, untuk menentukan status hukumnya.

Diwartakan Solopos.com--jaringan Suara.com, kejadian memilukan itu terjadi saat korban korban berkeliling jualan cilok pada sore hari.

Biasanya korban berkeliling di daerah Trayu. Sore itu, Slamet berjualan di Dukuh Jetaksari sekitar pukul 17.00 WIB.

Baca Juga: Tawuran Antargeng Sekolah, Satu Pelajar Tewas

Korban memarkirkan sepeda motornya di depan rumah pelaku. Namun, tiba-tiba pelaku datang dan langsung menganiaya pelaku menggunakan batu besar. Saat insiden itu terjadi tak ada seorang pun warga yang mengetahuinya.

Saat ditemukan warga, korban dalam kondisi tersungkur di tanah. Tak jauh dari korban, warga juga melihat pelaku. Warga tak berani melerai keduanya.

“Jadi belum tahu motifnya apa. Hanya saja pelaku ini memang dikenal warga mengalami gangguan jiwa,” kata Kapolsek Sambi, Iptu Sunarto, Senin (8/11/2021).

Ketua RT 002/RW 003, Desa Jatisari, Sambi, Maryanto, mengatakan saat penganiayaan terjadi, tak seorang pun warga mengetahuinya.

Pelaku selama ini dikenal memiliki gangguan kejiwaan selama belasan tahun terakhir. Bahkan, gangguan ini kerap membuat pelaku mengamuk dan menganiaya keluarga dan warga lainnya.

Baca Juga: Bocah Bekasi Tewas Tenggelam di Kolam Renang, DPRD Karawang Minta Pemkab Lakukan Evaluasi

Gangguan ini terjadi sekitar 16 tahun lalu akibat depresi. Pelaku juga pernah menjalani pengobatan di RSJD di Solo dan Klaten termasuk menjalani rawat jalan di RS Banyubening. Setiap hari pelaku rutin mengkonsumsi obat.

“Masyarakat tidak ada yang tahu penyebabnya. Namun, dari pihak keluarga WT siap menanggung semua biaya termasuk pemakannya,” ujar dia.

Load More