Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 25 Oktober 2021 | 12:07 WIB
Video Menag Gus Yaqut sampaikan ucapan selamat Hari Raya Agama Baha'i [Tangkapan layar Youtube]

SuaraSurakarta.id - Baru-baru ini Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas mendadak menggemparkan jagat media sosial lewat pernyataan kontroversialnya. 

Diketahui pria yang kerap disapa Gus Yaqut itu secara gamblang menyebutkan kalau Kementrian Agama yang biasa dipimpin oleh kalangan Nahdlatul Ulama (NU) merupakan hadiah Negara untuk organisasi tersebut. 

Mengutip dari Suara.com, lewat sebuah acara Webinar Internasional yang digelar RMI-PBNU. Gus Yaqut yang menjadi pembicara saat itu sedang membahas sejarah Kementerian Agama yang sampai saat ini masih sering diperdebatkan. 

Dia lantas mengungkap, memiliki keinginan untuk mengubah logo atau tagline Kementerian Agama 'Ikhlas Beramal'.

Baca Juga: Buntut Ucapan Kemenag Hadiah Negara Untuk NU, Menag Yaqut Didesak Minta Maaf

"Saya bilang, enggak ada ikhlas kok ditulis gitu, namanya ikhlas itu dalam hati, ikhlas kok ditulis, ya ini menunjukkan nggak ikhlas," ujar Gus Yaqut. 

Lebih lanjut, Gus Yaqut menceritakan perdebatan lainnya ketik ada salah satu ustaz yang tidak setuju jika Kementerian Agama harus menaungi semua agama.

"Ada yang tidak setuju, 'Kementerian ini harus Kementerian Agama Islam' karena Kementerian agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah, bukan, 'Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU', bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU,".

"Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama karena hadiahnya untuk NU," tutur Gus Yaqut. 

Gus Yaqut kemudian menjelaskan terkait sejarah berdirinya Kementerian Agama karena pencoretan tujuh kaya dalam Piagam Jakarta. Menurutnya, tokoh-tokoh NU ketika itu berperan penting sebagai juru damai usai tujuh kata yakni 'Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya' dihapus dalam Piagam Jakarta.

Baca Juga: MS Kaban Sebut Menag Era Presiden Jokowi Under Capacity

"Yang usulkan itu jadi juru damai atas pencoretan itu Mbah Wahab Chasbullah. Kemudian lahir Kemenag karena itu. Nah wajar kalau kami minta Dirjen Pesantren dan kami banyak afirmasi pesantren dan santri jamiyah NU. Saya kira rasa wajar saja. Tak ada yang salah," pungkasnya. 

Sontak saja pernyataan Gus Yaqut yang menyebut Kementerian Agama hadiah dari Negara untuk NU tersebut memancing amarah publik. Pasalnya pernyataan Gus Yaqut itu dapat menimbulkan kecemburuan sosial di masyarakat. 

Bahkan di twitter nama Gus Yaqut trending topic. Tak sedikit dari warganet meminta Presiden Joko Widodo untuk memecat Gus Yaqut dari jabatannya sebagai Menteri Agama. Karena selama menjadi Menteri Agama Gus Yaqut acap kali membuat kontroversi di masyarakat. 

Rupanya pernyataan kontroversi Gus Yaqut itu turut dikomentari sesama tokoh NU yang kini menjadi Dosen di Monash University, Nadirsyah Hosen. 

Lewat cuitannya di akun twitter, pria yang kerap disapa Gus Nadir ini diduga menyindir pernyataan kontroversi Gus Yaqut tersebut.

Menurutnya, meski NU sebagai organisasi yang memiliki jasa besar terhadap perkembangan Negara Indonesia. Tak sepantasnya meminta imbalan berupa jabatan maupun hal lainnya. 

"NU harus move on dari trauma dimarjinalkan secara sistematis di masa lalu. Narasinya tetap harus merangkul tanpa memukul. Bukan lagi meminta hak, yg diklaim secara sepihak," kata Gus Nadir melalui akun twitter @na_dirs.

"Tapi lebih pada menunaikan amanah, yg memang didapat secara layak & bermartabat. Berbakti tanpa henti," jelasnya. 

Sontak saja, cuitan Gus Nadir tersebut langsung dibanjiri komentar warganet. Tak sedikit dari mereka yang memuji pernyataan dan sikap Gus Nadir dalam menanggapi kontroversi Gus Yaqut tersebut. 

"Kulo nunggu tanggapan njenengan gus sedari siang terkait yg viral baru2 ini, kok  sakit bgt NU di bilang ini itu, tp jg di sisi lain kulo hrs legowo kalau statement Gus Yaqut kurang tepat, matur suwun ingkang katah sampun menenangkan Gus," ujar akun @Raghib**.

"Peran NU yang sebenarnya. Mengabdi untuk rakyat seperti paku, dimanapun harus menancap dan menguatkan sekitar. Bukan menancap untuk menyakiti dan mengambil keuntungan pribadi. Ttp nge NU tanpo dadi pengurus struktural," ungkap akun @hopeles**.

"Dan jangan lantas hilang kritik setelah "dirangkul" penguasa kerna mendukung pemerintah tidak identik dengan selalu satu suara," sahut akun @TimHore**.

"Ayu Gus mencalon kan diri sebagai ketua NU Gus, karna orang yang ada di balik NU ckrang cuma mengedepan kan perut nya sendiri bukan mengedepan kan utk berbakti nya terhadap negara," timpal akun @EiAdz**.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More