SuaraSurakarta.id - Di mata pemilih, bukan partai yang menentukan publik akan memilih calon presiden (capres) yang mana, melainkan tingkat kedisukaan dan kualitas personal capres menjadi pilihan.
Demikian temuan survei eksperimental Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk ‘Partai dan Calon Presiden: Kecenderungan Sikap Pemilih Menjelang 2024’ yang dirilis pada Kamis, 7 Oktober 2021 di Jakarta.
Survei opini publik ini digelar pada 15 - 21 September 2021 melalui tatap muka atau wawancara langsung. Terdapat 981 responden yang valid terpilih secara acak (multistage random sampling) dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,19% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, menjelaskan bahwa metode survei eksperimen adalah satu cara untuk menguji hubungan kausal antara variabel independen dan dependen dalam survei opini publik.
Berbeda dengan survei-survei biasa di mana hubungan kausal hanya berdasarkan asumsi dan teori, survei eksperimental menunjukkan hubungan kausal itu secara metodologis sehingga dapat menghasilkan temuan yang menunjukkan ada atau tidaknya hubungan kausal tersebut secara lebih meyakinkan.
Dalam survei eksperimen, sebab ditetapkan lewat suatu desain eksperimen dengan memberikan treatment secara acak kepada responden kemudian melihat pengaruhnya pada akibat.
Dalam eksperimen ini, pemilih partai dihadapkan dengan pilihan presiden: apakah akan memilih capres yang dicalonkan partainya. Jika partai politik yang dipilih mencalonkan seseorang untuk menjadi presiden, ada 57% yang akan memilih calon tersebut, sementara 29% tidak akan memilih calon tersebut. Yang tidak tahu/tidak menjawab 15%.
Treatment 1: Bila partai yang dipilih tak mencalonkan calon presiden yang disukai pemilih partai tersebut apakah pemilih itu akan tetap memilih calon presiden pilihan partai tersebut? Ada 35% yang akan tetap memilih calon presiden yang tidak disukai tersebut, sementara 53% tidak akan memilih calon tersebut. Yang tidak tahu/tidak menjawab 12%.
Treatment 2: Bila ada calon presiden yang tak dicalonkan partai yang dipilihnya tapi dicalonkan oleh partai lain apakah akan memilih calon presiden tersebut? Ada 67% yang akan tetap memilih calon presiden tersebut, sementara 25% tidak akan memilih calon tersebut. Yang tidak tahu/tidak menjawab 8%.
Baca Juga: Survei SMRC Jika Pilpres Digelar Hari Ini: Habib Rizieq Ungguli Puan Maharani
Dari temuan ini, Deni Irvani menyimpulkan bahwa di mata pemilih partai, kualitas personal capres lebih penting dibanding keputusan partai tentang calon presiden.
“Dukungan pemilih partai terhadap capres yang dicalonkan oleh partai menurun signifikan jika capres tersebut tidak disukai pemilih. Pemilih partai lebih memilih capres yang lebih disukainya meskipun capres tersebut tidak diusung oleh partainya,” kata Deni dari keterangan tertulis yang diterima SuaraSurakarta.id Kamis (7/10/2021).
Eksperimen berikutnya adalah untuk mengukur efek kualitas capres (empati dan integritas) yang dicalonkan partai terhadap pilihan pemilih partai pada calon presiden.
SMRC menemukan bahwa jika partai politik yang dipilih mencalonkan seseorang untuk menjadi presiden, ada 60% yang akan memilih calon tersebut, sementara 23% tidak akan memilih calon tersebut. Yang tidak tahu/tidak menjawab 17%.
Jika partai politik yang dipilih mencalonkan orang yang dinilai kurang perhatian kepada nasib rakyat dibanding calon yang lain, ada 9% yang akan tetap memilih calon presiden tersebut, sementara 83% tidak akan memilih calon tersebut. Yang tidak tahu/tidak menjawab 8%.
Jika partai politik yang dipilih mencalonkan orang yang dinilai kurang bersih dari korupsi dibanding calon yang lain, ada 9% yang akan tetap memilih calon presiden tersebut, sementara 80% tidak akan memilih calon tersebut. Yang tidak tahu/tidak menjawab 10%.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
UNS Cabut Beasiswa KIP-K Mahasiswa yang Dugem di Klub Malam
-
Viral! Mahasiswa UNS Diduga Penerima Bantuan KIP-K Berpesta di Klub Malam, Pakai Busana Minim
-
Tergugat Tak Akan Tunjukan Ijazah, Sidang Mediasi Citizen Lawsuit Ijazah Jokowi Berakhir Deadclock
-
Kecelakan Maut di Sragen: Satu Keluarga Tewas Ditabrak Mobil Misterius, Polisi Kejar Pelaku
-
Tim Sparta Amankan Remaja Bawa Sajam di Jalan DI Panjaitan, Begini Kronologinya