SuaraSurakarta.id - Komentar berbau sara dilontarkan oleh Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai. Cuitannya itu pun menjadi perdebatan masyarakat.
Natalius Pigai menyeret nama Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam sebuah cuitan di Twitter. Natalius Pigai menyebut keduanya rasis.
Adapun isi cuitan tersebut yakni:
“Jgn percaya org Jawa Tengah Jokowi & Ganjar. Mrk merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak2 harga diri bangsa Papua dgn kata2 rendahan Rasis, monyet & sampah. Kami bukan rendahan. kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Sy Penentang Ketidakadilan).” demikian cuitan Pigai lewat akun Twitter miliknya, @NataliusPigai2.
Menanggapi cuitan tersebut, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka turut berkomentar.
Menyadur dari Terkini.id, Gibran menegaskan bahwa tidak ada tindakan rasialisme kepada warga Papua di Kota Solo. Dia menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat Papua yang tinggal di Kota Solo.
“Mereka aman dan nyaman di sini, bala kabeh (semua teman),” kata Gibran, Senin, (4/10/2021).
Putra sulung Presiden Joko Widodo itu menyebut ada banyak warga Papua yang tinggal di Solo. Mereka berada di Solo, beberapa untuk menempuh pendidikan.
“Banyak (warga Papua di Solo), mereka nyaman, banyak yang sekolah juga di sini, di Solo Technopark banyak,” ujar dia.
Baca Juga: Gibran Minta Dibelikan PS 5 untuk Jan Ethes, Kaesang Malah Beri Jawaban Menohok
Diberitakan sebelumnya, Natalius Pigai telah membantah dirinya rasis. Dia menyebut orang yang menuding rasis adalah pendukung Jokowi dan Ganjar yang sakit hati kepada dirinya.
“Itu tidak ada rasis itu. Itu hanya dua oknum yang namanya Jokowi dengan Ganjar, itu tidak ada rasis,” kata Pigai.
“Ke siapa rasisnya? Mereka berasal dari Jawa Tengah itu aksioma. Matahari terbit dari timur itu aksioma. Jokowi dengan Ganjar dari Jawa Tengah itu aksioma. Nggak ada rasis di situ,” sambungnya.
Pigai menyebut dirinya sebagai penentang rasisme di Indonesia. Pigai lantas kembali menegaskan bahwa cuitannya tersebut tidak bermuatan pesan rasialisme.
“Kecuali ada misalnya Jawa Tengah, Jokowi, Ganjar. Ada tanda koma antara frasa Jawa Tengah dengan frasa Jokowi dan Ganjar, baru. Itu ada tiga variabel. Kalau langsung tidak ada tanda komanya di situ, itu aksioma. Memang Jokowi dari Jawa Tengah,” ucap Pigai.
“Orang saja yang mau kait-kaitkan dengan rasisme. Memang karena mereka sudah pendukung fanatik dan mereka sangat benci sama saya karena 10 tahun saya konsisten kritik Jokowi,” tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
Terkini
-
Melawan Peredaran Miras Demi Solo Sehat, Tokoh Muslim Dorong Strategi Pengawasan
-
Ini Pengakuan Tersangka Pelecehan Seksual Anak Dibawah Umur
-
8 Anak Dibawah Umur di Solo Jadi Korban Pelecehan Seksual Pria Paruh Baya, Ini Kronologinya
-
Ditunjuk Jadi Plt DPD PDIP Jateng, FX Rudy: Siap Menjalankan Sebaik Mungkin
-
Terima 1.450 Mahasiswa Asing dari 50 Negara, UIN Raden Mas Said Surakarta Pecahkan Rekor MURI