Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 22 September 2021 | 20:10 WIB
Sunardi, salah satu penambang pasir asal Sragen yang pernah menemukan tengkorak di dasar Sungai Bengawan Solo. [Solopos/Moh Khodiq Duhri]

SuaraSurakarta.id - Penambangan pasir di Sungai Bengawan Solo masih diminati banyak warga mengingat stok yang cukup melimpah.

Salah satu penambang yang masih eksis hingga saat ini adalah Sunardi (58). Dia sudah puluhan tahun menjadi penambang pasir di wilayah Kedungpit, Sragen.

Tentu saja, berbagai pengalaman dan cerita menarik pernah dia alami selama menambang. Salah satunya menemukan mayat manusia maupun tengkorak.

Pada era 1990-an saat belum ada tim Search and Rescue (SAR) yang bisa diandalkan untuk mengevakuasi temuan jasad manusia yang mengapung di Sungai Bengawan Solo.

Baca Juga: Buang Limbah Alkohol ke Bengawan Solo, Dua Orang Ditetapkan Tersangka

Pernah sekali ada jasad yang dievakuasi warga, tapi tidak ada yang mengakui jasad itu sebagai anggota keluarganya.

“Akhirnya, warga malah harus mengeluarkan biaya lumayan besar untuk penguburan jenazah itu. Itu sebabnya kalau lihat jasad yang hanyut, biasanya saya biarkan. Saya hanya melapor ke warga lain,” ungkap Sunardi diwartakan Solopos.com--jaringan Suara.com, Rabu (22/9/2021).

Tidak hanya menemukan jasad mengapung, penambang pasir di Sungai Bengawan Solo itu juga kerap menemukan tulang belulang dan tengkorak manusia. Beberapa tengkorak manusia ia temukan saat mengeruk pasir di tepi sungai.

Sunardi menduga tulang belulang dan tengkorak manusia itu adalah korban tragedi pembantaian PKI pada 1965.

“Menurut cerita sesepuh, konon dulu banyak warga yang dibunuh dan dikubur di tepi bengawan. Mungkin itu tengkorak mereka,” paparnya.

Baca Juga: Duh! Jadi Masalah Tahunan, Ini Alasan Pelaku yang Buang Limbah Ciu ke Sungai Bengawan Solo

Tengkorak manusia juga pernah ditemukan secara tidak sengaja oleh Sunardi saat mengeruk pasir di dasar Sungai Bengawan Solo.

Saat menyelami sungai untuk mengangkat pasir menuju sampan, Sunardi dikejutkan dengan sebuah benda menyerupai batu di cikrak yang menempel pada perutnya.

“Tadinya saya kira batu biasa, setelah diangkat dari air, ternyata benda itu adalah tengkorak manusia. Giginya masih utuh, posisinya seperti mau menggigit perut saya,” selorohnya.

Penambang pasir lain asal Desa Tanggan, Gesi, Sunarto (55) mengungkapkan pengalaman serupa saat menambang di Sungai Bengawan Solo. Sunarto juga pernah menemukan tengkorak manusia pada era 1990-an.

Ia tidak pernah berani membawa pergi tengkorak itu apalagi menjualnya kepada orang lain. Sunarto bercerita dulu ada temannya yang pernah menemukan tengkorak manusia dan menjualnya kepada orang lain. Harganya sekitar Rp30.000.

“Mungkin tengkorak itu mau dipakai untuk dunia pengobatan tradisional atau perdukunan. Tapi, setelah itu, teman saya malah jatuh sakit. Sejak saat itu dia tidak mau lagi menjual tengkorak manusia jika menemukannya lagi,” ujar Sunarto.

Load More