Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 20:32 WIB
Taliban berhasil menguasai kembali Afganistan. [DW Indonesia]

SuaraSurakarta.id - Taliban sepertinya akan mendapat dukungan penuh dari China. Sinyal-sinyal itu pun mulai terlihat. 

China memandang pasukan gerilyawan Taliban yang baru saja mengambil alih kekuasaan di Afghanistan memiliki sikap yang lebih santun dan rasional.

"Banyak media yang percaya bahwa Taliban lebih santun dan rasional dibandingkan sebelumnya dan China mendorong serta berharap Taliban segera mengimplementasikan pandangan positif ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Hua Chunying di Beijing, Jumat (20/8/2021).

Ia juga berharap Taliban membangun sistem politik sesuai dengan situasi domestik Afghanistan.

Baca Juga: Klaim Hargai Hak Wanita, Taliban Diduga Bunuh Seorang Perempuan Gegara Tak Pakai Burka

"Taliban harus bisa mengatasi terorisme dan tindak kejahatan, memastikan terwujudnya perdamaian di Afghanistan sehingga rakyat yang menderita akibat peperangan bisa hidup damai," ujar diplomat perempuan itu.

Menanggapi keraguan sejumlah pihak tentang sikap Taliban, Hua berujar, "Tidak ada sesuatu di dunia ini yang tidak berubah. Saya lebih suka melihat hal-hal secara dialektika untuk melihat masa lalu dan masa kini, antara kata dan tindakan."

Ia berharap komunitas internasional bekerja sama membantu pihak-pihak di Afghanistan untuk melakukan dialog dan komunikasi guna menghindari pecahnya perang saudara baru yang berakibat pada bencana kemanusiaan berikutnya.

"Yang fundamental dalam mengatasi pengungsi Afghanistan adalah meminimalkan jatuhnya korban dan pengungsian berskala besar," ujarnya.

Dalam pengarahan pers harian itu, Hua juga menjawab kritik Amerika Serikat yang membandingkan sikap China terhadap Afghanistan dan Taiwan.

Baca Juga: Terpilih Jadi PM Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Ternyata Pernah Ajak Boikot China

"Perbedaan utama antara Taiwan dan Afghanistan adalah Afghanistan negara berdaulat, sedangkan Taiwan bagian yang tak terpisahkan dari teritori China," jawabnya.

Sebaliknya, Hua juga mengkritik kebijakan luar negeri AS yang hanya fokus pada intervensi militer.

Motor Honda yang dipakai oleh militisi Taliban di Afghanistan (Twitter/Pajhwok)

Sambut China

Sebelumnya diberitakan, Taliban menyambut China untuk berkontribusi pada pembangunan kembali Afghanistan.

China telah memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan, kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen kepada media pemerintah China.

Taliban merebut kendali selama akhir pekan dalam pergolakan yang membuat ribuan warga sipil dan sekutu militer Afghanistan melarikan diri demi keselamatan.

Banyak yang takut akan kembalinya interpretasi keras hukum Islam yang diberlakukan selama pemerintahan Taliban sebelumnya yang berakhir 20 tahun lalu.

Dalam menghadapi Taliban, China yang semakin kuat mungkin dapat memanfaatkan fakta bahwa China tidak berperang di Afghanistan, tidak seperti Rusia dan Amerika Serikat.

"China adalah negara besar dengan ekonomi dan memiliki kapasitas yang besar - saya pikir mereka dapat memainkan peran yang sangat besar dalam pembangunan kembali, rehabilitasi, rekonstruksi Afghanistan," kata Shaheen kepada televisi CGTN dalam sebuah wawancara Kamis malam.

Selama pertemuan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dengan delegasi Taliban di kota pelabuhan China utara Tianjin bulan lalu, Wang Yi berharap Afghanistan dapat mengadopsi kebijakan Islam moderat.

China telah mengutip ekstremisme agama sebagai kekuatan destabilisasi di wilayah barat Xinjiang dan telah lama khawatir bahwa wilayah yang dikuasai Taliban akan digunakan untuk menampung pasukan separatis. [ANTARA]

Load More