SuaraSurakarta.id - Presiden Joko Widodo atau Jokowi selalu memakai pakaian adat saat mengikuti Sidang Tahunan MPR, Sidang Bersama DPR-DPD RI di Gedung MPR/DPR.
Kali Ini Presiden Jokowi menggunakan pakaian adat suku baduy. Penampilannya pun tampak sederhana, hanya memakai baju dan celana serba hitam.
Meski sederhana, penampilak Presiden Jokowi memiliki pesan dalam.
Hal itu diungkapkan pengamat mode sekaligus perancang busana dari Indonesian Fashion Chamber (IFC) Lisa Fitria yang menilai kesan yang muncul saat melihat Presiden Joko Widodo mengenakan busana adat Suku Baduy luar pada Sidang Tahunan MPR, Sidang Bersama DPR-DPD RI di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin ini.
"Kita lihat baju itu sangat sederhana, di samping nyaman karena desainnya simpel sekali, memiliki makna cukup dalam," kata Lisa dikutip dari ANTARA pada Senin.
Dari sisi visual, busana bernama "Jamang Sangsang" ini terdiri dari atasan yang dilengkapi kancing pada bagian depannya, berlengan panjang dan celana dengan dominasi warna hitam. Busana ini berbahan serat alam seperti katun atau linen.
Busana Jamang Sangsang ini berbeda dengan Suku Baduy dalam yang masih mempertahankan pakem yakni baju tanpa kancing, jahitan dan didominasi warna putih. Ikat kepala pun berwarna putih.
"Bagian leher sampai dada tidak menggunakan kerah, tanpa kantong dan kancing itu pakem aslinya. Tetapi yang dikenakan Bapak, busana Baduy luar sudah ada kancingnya, sudah modifikasinya," ujar dia.
Sebagian orang menyebut Jamang Sangsang Suku Baduy luar sebagai baju "kampret" karena sudah tidak lagi mengikuti pakem awalnya.
Baca Juga: Ini Target Asumsi Makro Pemerintah di 2022
Kemudian, seperti halnya masyarakat Baduy luar yang bisa ditemui di Desa Kanekes, Leuwidamar, Banten, Presiden juga mengenakan telekung atau ikat kepala yang juga disebut "koncer" berwarna biru tua dan hitam dengan motif batik.
Motif batik ini didapatkan dari flora atau tanaman yang tumbuh di sekitar masyarakat tinggal.
Presiden juga mengenakan tas yang disebut "koja" atau "jarog". Tas ini menjadi benda yang tidak terpisahkan dari Suku Baduy luar, berfungsi sebagai tempat menyimpan perlengkapan yang mereka butuhkan.
Sebagai alas kaki, Presiden mengenakan sendal tali. Pada masyarakat Baduy, sendal ini biasanya terbuat dari tanaman eceng gondok, pelepah pisang atau memanfaatkan tumbuhan yang mereka tanam atau ada di sekitar mereka.
Berbicara kesan, Lisa berpendapat, wibawa Presiden terpancar melalui busana ini. Beliau juga tampak nyaman dengan rancangan yang sederhana namun memiliki makna cukup dalam.
"Wibawa bapak luar biasa, jadi dengan begini terlihat lebih sakral. Sampai merinding. Kesederhanaan itu membuat bapak jadi lebih religius. Dari sisi spiritual bisa terlihat kharismanya," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
Terkini
-
Jurus Jokowi di Isu Ijazah Palsu: Kalau Gaduh Terus, Saya yang Untung!
-
Jokowi Ditinggal? Manuver Cerdik Megawati Dukung Prabowo Usai Hasto Dapat Amnesti
-
Tom Lembong Dapat Abolisi, Hasto Kristiyanto Terima Amnesti, Ini Komentar Jokowi
-
Politisi PDIP Sebut Pemilu Raya PSI 'Sepak Bola Gajah', Ini Komentar Tegas Jokowi
-
Jokowi Bantah SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu, Namun Sebut Organisasi Ini