SuaraSurakarta.id - Samanhudi merupakan salah satu pahlawan Indonesia yang berasal dari Kota Solo.
Samanhudi dianugerahi gelar pahlawan pergerakan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 590 tahun 1961 pada 9 November 1961.
Bagi pengusaha atau perajin batik di Surakarta, sosok Samanhudi ini tidak asing dan sudah melekat namanya.
Dia, merupakan saudagar batik yang terkenal pada masa Belanda berkuasa di Indonesia yang ikut berjuang untuk melawan penjajah.
Samanhudi merupakan pendiri Sarekat Dagang Islam (SDI) yang merupakan organisasi sebagai wadah bagi para pengusaha batik di Surakarta pada waktu itu.
"Samanhudi itu merupakan salah satu pahlawan pergerakan dalam merebut kemerdekaan Indonesia," ujar pengelola Museum Samanhudi Solo, Aziz Okta saat ditemui, Senin (16/8/2021).
Samanhudi berjuang lewat organisasi yang dibentuknya, yakni Sarekat Dagang Islam (SDI). Organisasi yang didirikan untuk membantu dan membela kepentingan kebutuhan pedagang indonesian khususnya pedagang batik.
SDI yang didirikan ini juga untuk menghadapi persaingan dengan pengusaha Hindia Belanda di dunia batik. Karena pada waktu batik-batik mancanegara khususnya dari China yang muncul di Indonesia terutama di Kota Solo.
"SDI ini didirikan di Belukan sekarang ini Wilayah Kelurahan Sondakan. SDI dibentuk untuk wadah dan melindungi pedagang atau perajin batik waktu itu," ungkap dia.
Baca Juga: Layanan Purna Jual Mitsubishi Indonesia Berikan Kontribusi Terhadap Pemasaran Juli 2021
Samanhudi, yang dilahirkan pada, 8 Oktober 1868 ini sebelum mendirikan SDI ikut di organisasi perdagangan China di bagian bumi putra.
Lalu keluar dan mendirikan organisasi bernama Rekso Roemekso. Ini dibentuk untuk melindungi batik dan pengusaha-pengusaha batik pribumi.
Karena batik dulu itu sangat berharga di Solo. "Rekso Roemekso inilah yang merupakan SDI. SDI sendiri lahir pada 1911," katanya.
Menurutnya, berdirinya Organisasi SDI tidak bertahan lama. Karena pada 1912, SDI berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI).
Sarekat Islam ini bersifat perkumpulan sosial non politik. Tujuan berdirinya SI ini untuk memajukan perdagangan, memberikan pertolongan kepada para anggota yang mendapat kesukaran.
Kemudian memajukan kepentingan jasmani dan rohani kaum bumi putera dan memajukan kehidupan agama Islam.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Viral! Ekspresi Patrick Kluivert Saat Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI-80, STY Bisa Kaya Gitu?
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Realme Murah Terbaik Agustus 2025, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Kontroversi Royalti Tanah Airku, Ketum PSSI Angkat Bicara: Tidak Perlu Debat
Terkini
-
Syahdunya HUT ke-80 RI di Kaki Gunung Merbabu: Drama Kolosal, Cosplay Pahlawan hingga Tari Saman
-
Asyik Mancing di Embung Musuk Boyolali, Bocah 12 Tahun Malah Tewas Tenggelam
-
Pilihan Baru Hyundai Stargazer: Varian Cartenz & Cartenz X Meluncur di Solo Raya
-
34 Suporter Ditangkap di Laga Persis Solo vs Persija, Ini Penyebabnya
-
Pesangon Eks Karyawan PT Sritex Belum Cair, Ada yang Tembus Rp 100 juta