SuaraSurakarta.id - Gunung Merapi beberapa hari ini menunjukan peningkatan aktivitasnya. Dampaknya, beberapa daerah mengalami hujan abu.
Dari meningkatnya aktivitas Gunung Merapi itu, Kabupaten Boyolali menjadi salah satu wilayah yang terdampak. Hujan abu yang muncul di Boyolali akibat material abu yang terbawa angin.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Bambang Sinungharjo, mengatakan berdasarkan informasi yang dia dapatkan, memang dalam beberapa hari terakhir muncul hujan abu di sebagian wilayah. Terutama wilayah Boyolali yang ada di lereng Gunung Merapi, seperti di Kecamatan Selo.
Hal itu muncul karena adanya aktivitas awan panas guguran dari Gunung Merapi yang mengarah ke sisi barat daya.
Baca Juga: Masih Erupsi, sejak Pagi Gunung Merapi Semburkan 2 Kali Awan Panas hingga 2 Km
“Kalau dari BPPTKG [Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi], ada beberapa kali luncuran, yang saat terjadi kebetulan arah anginnya ke barat laut dan utara, sehingga larinya ke sebagian wilayah Selo,” kata Bambang dikutip dari Solopos.com, Rabu (11/8/2021).
Bahkan pada Selasa (10/8/2021) sekitar pukul 20.00 WIB juga kembali muncul hujan abu tipis di wilayah Klakah. Dia menyebutkan di Desa itu, hujan abu terpantau turun di tiga dukuh, yakni Klakah Duwur dan Klakah Ngisor.
Dia mengatakan untuk sementara ini dampak dari aktivitas Gunung Merapi yang muncul di Boyolali hanya hujan abu.
“Kalau arah luncurannya [guguran] tetap ke arah barat daya. Jadi untuk Boyolali Insyaallah masih aman,” lanjut dia. Menurut Bambang, sejauh ini aktivitas masyarakat di wilayah Selo juga masih berjakan normal.
Dia mengatakan, rekomendasi yang ditekankan dari BPPTKG berkaitan dengan aktivitas Gunung Merapi yakni agar masyarakat tidak melakukan aktivitas pada radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Sejauh ini menurutnya, masyarakat masih menaatinya.
Baca Juga: Demi Bisa Bertahan Hidup, Pekerja Seni di Boyolali Jual Barang-barang untuk Pentas
Hingga Rabu, dia juga memastikan belum ada pergerakan masyarakat menuju Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS). Meski begitu jalur evakuasi untuk masyarakat di kawasan rawan bencana tetap disiapkan.
Berita Terkait
-
Dari Sate Pak Kempleng Hingga KRB Cafe, Ini 5 Wisata Kuliner Hits di Boyolali
-
New Zealand Van Java Juga Punya Waterboom! Ini 4 Kolam Renang di Boyolali yang Wajib Dikunjungi
-
Tradisi Sadranan di Boyolali: Jaga Kerukunan Jelang Ramadan
-
Bukan Indra Sjafri, Bocah Boyolali Ini Minta Maaf Usai Timnas Indonesia U-20 Gugur
-
Pelaku Penusukan Sandy Permana Bukan Tetangga yang Ramah Menurut Warga
Tag
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V50 Lite 4G vs vivo V50 Lite 5G, Serupa Tapi Tak Sama!
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
Terkini
-
Soal Ijazah Jokowi, Tim Hukum Merah Putih: Tuduhan Roy Suryo Penuhi Unsur Pidana
-
Melodi Tradisi, Rasa Kekinian: Gojek Hadir di Tengah Semarak Adeging Mangkunegaran
-
Gunungan Makin Tinggi, PLTSa Putri Cempo Hanya Mampu Mengolah 120 Ton Sampah
-
Maling Burung di Solo Kena Batunya: Kepergok di Banyuagung, Berakhir Diciduk Tim Sparta
-
Satresnarkoba Polresta Solo Sikat Kurir Sabu di Mojosongo, Barang Bukti Siap Edar Disita