Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 11 Agustus 2021 | 15:10 WIB
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka saat memberikan keterangan kepada wartawan. [ANTARA/Aris Wasita]

SuaraSurakarta.id - Berdasarkan Instruksi Menteri (Inmen), pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Solo masih termasuk Level 4. Padahal, angka kasus penularan harian dan angka kematian sudah turun drastis.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka angkat bicara dengan menegaskan melihat kondisi saat ini Solo seharusnya turun ke level 3 atau bahkan 2. 

“Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Solo, kasus harian di Solo sudah mengalami penurunan signifikan,” ujar Gibran dikutip dari Timlo.net, Rabu (11/8/2021).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat mengunjungi pasien Covid-19 yang diIsolasi di SD Cemara Solo. [Dok Pemprov Jateng]

Selayaknya status Solo sekarang, kata Gibran, seharusnya sudah turun ke level 3 atau bahkan level 2. Gibran menduga telah terjadi ketidaksesuaian data Covid-19 yang dimiliki Pemkot Solo dengan data yang dimiliki Pemprov Jateng.

Baca Juga: Sudah Prediksi PPKM Diperpanjang, Serikat Buruh DIY Desak Pemda Buat Keputusan Lebih Bijak

“Solo belum turun dari level 4 diduga karena terjadi ketidaksesuaian data Covid-19 yang dimiliki Pemkot Solo dengan Pemprov Jateng,” tutur dia.

Beredar sebuah video Wali Kota Solo Gibran Rangkabuming Raka dan ajudannya kedapatan saling menyemprotkan disinfektan mendadak viral di media sosial. [Tiktok @heru_ikm]

Ia mengatakan untuk itu pihaknya mengirim utusan khusus dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) untuk mengklarifikasi data ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo. Diharapkan dengan ini Solo bisa segera turun dari level 4 Covid-19.

“Saya kirim tim khusus agar berangkat ke Semarang, datanya biar sinkron aja. Pengambilan keputusannya itu berdasarkan data. Saya harus klarifikasi ke provinsi dulu,” tutur dia.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengecek kondisi Galabo pada Senin (17/5/2021) sore. [Solopos/Kurniawan]

Ia menambahkan ketidaksesuaian data Covid-19 disebabkan beberapa faktor, yakni adanya delay, data dari fasilitas kesehatan (faskes) yang belum dipilah antara warga ber-KTP Solo dan luar Solo hingga jumlah kematian dianggap banyak.

Baca Juga: Sertifikat Vaksin COVID-19 Belum Jadi Syarat Aktivitas bagi Warga Depok

Load More