Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 09 Agustus 2021 | 15:16 WIB
Salah satu baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang terpasang di Jalan Kapten Mulyadi Solo. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Baliho Ketua DPR RI Puan Maharani marak terpasang diberbagai wilayah di Soloraya.

Tidak hanya Puan Maharani, tampak juga baliho-baliho Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudoyono (AHY). 

Pengamat UNS Agus Riewanto mengatakan jika pemasangan-pemasangan baliho tersebut merupakan salah satu persiapan menuju 2024 dan bagian memperkenalkan diri kepada masyarakat.

"Secara politis tidak mungkin memasang baliho dalam bentuk memperkenalkan diri untuk popularitas tidak untuk kepentingan jangka panjang. Jadi besar kemungkinan ke arah sana," terang dia saat dihubungi, Senin (9/8/2021).

Baca Juga: Besok Mau Gugat Puan Maharani ke PTUN, Boyamin MAKI Pegang Bukti Ini

Menurutnya, sebenarnya baliho-baliho yang marak itu bukan hanya Puan Maharani. Ada juga Airlangga Hartarto, lalu ada juga AHY yang memasang baliho-baliho dimana-mana.

"Ketiga tokoh itu yang balihonya besar-besar. Itu merupakan bagian dari memperkenalkan diri meskipun partai belum mengusung calon presiden (capres)," papar Dosen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UNS ini.

Agus menegaskan, itu bagian dari curi start untuk penguatan supaya publik terus mengingat. Bisa juga mendahului dari proses kompetisi untuk menambah popularitas.

"Jadi biar ingatan publik itu panjang mengingat pilpres masih akan digelar 2024 nanti," kata dia.

Jokowi dan Puan Maharani. [Terkini.id]

Agus mengatakan, ketiga tokoh tersebut merupakan petinggi partai dan sah-sah saja kalau mencalonkan sebagai capres.

Baca Juga: Gegara Baliho, Puan Maharani Makin Populer Mengejar Ganjar Pranowo

Puan Maharani ketua DPP PDI Perjuangan sekaligus Ketua DPR RI, Airlangga Hartarto merupakan Ketua Umum Partai Golkar dan juga sebagai menteri. Lalu AHY yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

"Sah-sah saja, siapa saja boleh mencalonkan diri sebagai presiden. Jabatan presiden itu jabatan politis yang terbuka bagi semua orang,

Masalah nanti dipilih atau tidak, diingat atau tidak oleh publik itu soal lain, karena selera publik sekarang itu berbeda," kata dia. 

Ketua DPR RI, Dr. (H. C) Puan Maharani. (Dok: DPR)

Meski pemilihan presiden masih 2024, namun masyarakat sedang meminang-minang siapa capresnya. Bisa juga baliho yang dipasang membuat publik bosan dan malas, karena waktunya masih panjang. 

Agus pun menyayangkan baliho yang dipasang para tokoh tersebut tidak disesuaikan dengan kondisi saat ini yaitu pandemi Covid-19.

Bisa dikatakan pemasangannya itu tidak pas momentumnya dengan kondisi yang sedang dihadapi publik saat ini. Karena bisa jadi, itu akan membuat publik merasa bosan serta dikritik banyak orang dan itu sudah terjadi.

"Harusnya baliho yang dipasang itu lebih pada aspek pandemi, mungkin mengedukasi atau mengajak publik memperketat prokes. Bisa juga atau membawa jargon-jargon tentang kehati-hatian serta punya simpati soal pandemi," tandas dia.

Kontributor : Ari Welianto

Load More