SuaraSurakarta.id - Meski berstatus sebagai pemangku wilayah yakni sebagai kepala desa (Kades) Krajan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo tidak membuat Sarjono hanya berdiam diri pada pandemi COvid-19 ini.
Ia tergerak hatinya terjuan langsung menjadi relawan tim pemulasaran dan pemakaman jenazah Covid-19. Bahkan bisa dikatakan sebagai kades pertama di wilayah Sukoharjo yang turun langsung menjadi tim pemakaman jenazah Covid-19.
"Kalau satu kabupaten saya lihat belum ada. Di tingkat kecamatan pun tidak ada," ucap Sarjono saat ditemui, Jumat (23/7/2021).
Ia rela menjemput jenazah pasien dari rumah sakit dengan mengemudi langsung ambulance hingga proses pemakaman sampai larut malam.
Baca Juga: Beroperasi Besok, Melongok Persiapan Mesin Krematorium Jenazah Covid di TPU Tegal Alur
Sarjono, terjun pada misi kemanusiaan ini sejak awal munculnya kasus Covid-19 pada 2020 lalu. Tapi mulai intens itu ketika kematian akibat Covid-19 melonjak tinggi pada 2021 ini.
"Saya prihatin dengan kasus Covid-19 yang kondisinya terus meningkat. Banyak masyarakat yang meninggal dan berdampak," ujar
Ia tidak merasa malu atau minder meski sebagai Kades harus turun langsung ikut pemulasaran dan memakamkan jenazah yang meninggal karena Covid-19.
Ia ingin memberi contoh dan mengedukasi kepada masyarakat atau pemangku wilayah lain agar mau bergerak ikut terlibat.
"Sekarang ini kalau tidak ada contoh dulu, masyarakat tidak akan mau. Mengapa saya nyupir ambulance sendiri tidak orang lain, kalau saya tidak nyupir sendiri masyarakat tidak mau ikut meski diajak karena takut," kata dia.
Baca Juga: Tak Percaya Covid-19, Kades Jenar Tetap Dianggap Pahlawan: 2 Tahun Bayari PBB Warganya!
Saat ikut proses pemakaman langsung juga sama. Jadi masyarakat tidak perlu takut, protokol kesehatan tetap harus terapkan.
"Ini semua bukan karena saya ingin mencari popularitas. Jadi saya mengajak tapi juga memberi contoh langsung, perkara masyarakat mau ikut atau tidak terserah," ungkapnya.
Rata-rata dalam satu hari memakamkan enam jenazah Covid-19 di sejumlah desa dan itu timnya belum banyak. Pernah juga dalam satu itu memakamkan 10 jenazah dan itu harus berpindah dari satu desa ke desa hingga malam.
"Sebenarnya saya tidak membatasi harus memakamkan berapa jenazah, tergantung kondisi saja. Terbanyak itu memakamkan 10 jenazah, satu desa bisa tiga hingga empat jenazah," terangnya.
Sarjono menceritakans, awal-awal pandemi ia bertugas ditingkat daerah Sukoharjo, kemudian menginisiatif fokus di tiga daerah, yakni Gatak, Baki, dan Kartasura. Dulu hanya lima orang relawan untuk tiga kecamatan, tapi sekarang mencapai 20an orang.
"Awalnya di daerah fokus semua wilayah, lalu saya berinisiatif hanya foksu di tiga wilayah dankita saling backup. Dari lima orang, lama-lama masyarakat banyak yang tergerak dan bergabung jadi relawan," sambung dia.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
Terkini
-
Believe: Air Mata Haru dan Kobaran Patriotisme Penuhi Solo Bersama Keluarga TNI
-
Empat Pesilat di Sukoharjo Jadi Korban Pembacokan OTK, 2 Motor Dibakar
-
Penceramah Kotroversial Zakir Naik Bakal ke Solo, Ini Respon FKUB hingga Kemenag
-
Kapok! ASN Pemkot Solo Pelaku Pelecehan Seksual Kini Jadi Petugas Kebersihan
-
Darul Amanah FC Bertanding di Youth Tournament, Kiai Fatwa: Ini Syiar Pesantren di Sepak Bola