Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 22 Juli 2021 | 19:35 WIB
Ilustrasi anak pakai masker. Pandemi COVID-19 membatasi kegiatan anak-anak, hal itu tentu saja membuat mereka tidak ceria. (Shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Pandemi COVID-19 membatasi anak-anak untuk melakukan aktivitasnya. Mulai dari belajar, bermain, bahkan bersosialsiasi dengan teman-temannya. 

Anak-anak terus dipaksi melakukan kegiatan di dalam rumah saja selama pandemi COVID-19. Hal tentu membuat anak menjadi bosan dan menyebabkan mereka murung tak lagi ceria.

Konsultan Tumbuh Kembang Anak dokter spesialis anak Soedjatmiko dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengatakan setidaknya ada 4 hal dasar yang harus orang tua jaga agar anak tetap ceria saat pandemi COVID-19 dan sejalan serta mendukung tema Hari Anak Nasional (HAN) 2021 “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.

Ada pun empat hal itu adalah nutrisi, stimulasi, proteksi, dan juga evaluasi yang keempatnya harus terpenuhi sehingga dapat menghasilkan tumbuh kembang anak yang optimal.

Baca Juga: Asal Pemerintah Serius Tangani Covid-19, Gonti-ganti Istilah PPKM Tak Perlu jadi Atensi

“Pertama ini nutrisi, asupan makanan dan minuman ini penting. Nutrisi ini termasuk juga perlindungan untuk mencegah anak terpapar COVID-19. Berikan asupan nutrisi terbaik untuk si kecil. Untuk yang masih menyusui tentu ASI itu perlu ya, berikan ASI kepada bayi secara eksklusif. Berikan nutrisi yang tepat agar otak anak atau hardware- nya bisa bekerja dengan maksimal,” kata dokter Soedjatmiko dilansir dari ANTARA, Kamis (22/7/2021).

Nutrisi yang baik untuk anak di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini di antaranya adalah protein, serat, hingga vitamin.

Makanan yang bisa diberikan seperti ikan, ayam, kacang kedelai, kacang tanah, buah- buahan, hingga sayur- sayuran hijau.

Dokter yang tergabung juga dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu selanjutnya menjelaskan hal kedua yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan wajib terpenuhi adalah stimulasi.

Jika nutrisi adalah hardware, maka stimulasi adalah software yang mampu mengaktifkan fungsi dan kinerja otak. Semakin banyak stimulasi yang diberikan tentunya kinerja otak dapat maksimal.

Baca Juga: Tuding Virus Corona Sengaja Dibuat, Babe Haikal: Saya Oposisi, Setuju Jokowi Mundur

Stimulasi ini merupakan kegiatan yang bisa mengoptimalkan kinerja tubuh anak untuk merespon dan bertindak, hal yang paling mudah dilakukan untuk menstimulasi anak adalah orang tua mengajak anak bermain setiap hari atau lewat pemberian pujian untuk pencapaian yang dilakukan oleh anak.

Dalam penelitian yang dipaparkan UNICEF lewat Kajian Sistematik Program Pengasuhan Anak dari Negara Berpendapatan Rendah dan Menengah pada 2014 didapati dari 105 anak yang menjadi objek penelitian, stimulasi lewat bermain bersama orang tua untuk anak berusia 1-3 tahun rupanya berhasil meningkatkan tingkat kognitif anak, meningkatkan kemampuan bicara, hingga meningkatkan respon emosi yang dialami oleh pengasuh.

Cara paling mudah untuk mewujudkan stimulasi ini adalah orang tua bisa menyiapkan beragam benda- benda umum seperti sendok, tutup gelas, sisir, kertas, tisu atau menyiapkan benda khusus seperti boneka, puzzle, alat masak- masakan, hingga pensil warna.

Benda- benda itu dikelompokkan bisa ke dalam boks kardus bekas atau kantong khusus lalu biarkan anak memilih, memainkan dan mengembalikan mainan-mainan itu ke kelompoknya.

Dengan menyediakan banyak benda untuk menstimulasi anak, orang tua bisa lebih cepat melihat minat dan bakat buah hati sedari dini.

“Sesibuk apapun orang tua, proses stimulasi itu bisa dijalankan. Misalnya seperti saat ini orang tuanya kerja virtual, ajak anaknya duduk di sebelahnya lalu minta dia menggambar dan mewarnai kegiatan yang dilakukan orang tuanya. Jangan lupa juga dipuji agar kemampuan emosi buah hati juga berkembang. Jadi tidak ada alasan ya orang tua atau keluarga tidak bisa bermain dengan anak,” kata dokter Soedjatmiko.

Load More