SuaraSurakarta.id - Sebanyak 545 warga binaan Rutan Kelas IA Surakarta menjalani vaksinasi Covid-19 massal, Sabtu (17/7/2021). Vaksin itu merupakan dosis pertama yang diberikan.
Kakanwil Kemenkumham Jawa Tengah, A Yuspahruddin memaparkan, vaksinasi massal di Rutan Solo jadi yang pertama di Jateng mengingat semua warga binaan mendapatkan vaksin.
“Rutan Solo ini yang pertama melakukan vaksinasi warga binaannya secara menyeluruh. Sebelumnya ada di Lapas Perempuan Semarang, tapi khusus Manula,” kata A Yuspahruddin.
Dia memaparkan, upaya vaksinasi merupakan arahan langsung dari Kementerian Hukum dan HAM. Menurutnya, di tingkatan wilayah diminta untum berkoordinasi dengan masing-masing Pemerintah Daerah agar para warga binaanya dapat divaksin.
Baca Juga: DPRD DIY Desak Pemprov untuk Percepat Vaksinasi: Setiap Daerah Harus Koordinasi
“Alhamdulilah Pemkot Surakarta dapat merespon. Kita dapat mendapat jatah vaksin tanpa syarat KTP,” jelasnya.
Yuspahruddin menambahkan, vaksinasi Covid-19 cukup krusial mengingat para warga binaan tidak bisa menjaga jarak karena kapasitas yang penuh.
Selain itu, banyak juga penyakit bawaan dibawa para warga binaan. Sehingga sangat beresiko bila terpapar Covid-19.
“Paling banyak ya darah tinggi. Kemudian TBC. Biasanya diderita para warga binaan pengguna narkotika, sehingga rentan. Dengan vaksin ini, semoga bisa bisa menangkal atau meminilaisir mereka terpapar Covid,” katanya.
Sementara itu, Kepala Rutan Urip Dharma Yoga menjelaskan, pihaknya mendapat jatah 600 dosis pertama vaksin. Sedangkan jumlah warga binaan di dalam Rutan Solo sebanyak 545 orang.
Baca Juga: Sandiaga Uno Ajak Pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Suntik Vaksin COVID-19 di Lembang
“Kami usahakan selesai hari ini. Nakes dari kita, kemudian Pemkot dan Kanwil. Ada 4 dokter, ada 8 perawat. Kalau tidak selesai hari ini, kita lanjut besok,” kata Urip.
Salah seorang warga binaan, Krisbianto mengaku, dirinya merasa tenang setelah melakukan vaksin. Menurut narapidana kasss Narkoba ini, lebih sakit ditato dibandingkan divaksin.
“Ya sempat takut, tapi ternyata gak sakit. Lebih sakit ditato dibandingkan divaksin,” katanya.
Berita Terkait
-
Nama Crazy Rich PIK Helena Lim Terseret Kasus Korupsi, Dulu Sempat Heboh Diduga Palsukan Dokumen Vaksinasi Covid-19
-
Vaksinasi COVID-19 Tetap Gratis Untuk Kelompok Rentan
-
Peranan Penting Komunikasi Risiko & Kerja Kolaboratif untuk Capaian 2 Tahun Vaksinasi Inklusif COVID-19 di Indonesia
-
Komitmen Tangani Covid-19, AMNT Raih Penghargaan PPKM Award 2023
-
Vaksinasi Booster untuk Anak 6-11 Tahun akan Dimulai Triwulan Kedua
Tag
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi Lagi Rp34.000 Jadi Rp1.846.000/Gram
-
IHSG Naik 5,07 Persen Pasca Penundaan Tarif Trump, Rupiah Turut Menguat!
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
Terkini
-
Ijazah Jokowi Kembali Jadi Polemik: Tim Kuasa Hukum Siapkan Langkah Mengejutkan
-
Gugatan Wanprestasi Mobil Esemka di Solo: Tim Hukum Jokowi Angkat Bicara
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Bahlil Malam-malam Sowan Jokowi di Solo, Bahas Masa Depan Partai Golkar?
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi