SuaraSurakarta.id - Pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari 1 tahun lamanya. Angka kematian Covid-19 pun bertambah setiap harinya.
Dilansir dari Solopos.com, dalam penelitian yang dilakukan RS Cipto Mangunkusumo atau RSCM menyebutkan angka kematian Covid-19 pada anak mencapai 40 persen.
Penelitan yang berlangsung dari Maret-Oktober 2020 ini melibatkan 490 pasien Covid-19 anak yang dirawat di rumah sakit.
Peneliti dalam riset tersebut, Rismala Dewi mengatakan penyebab angka kematian Covid-19 yang tinggi ini dikarenakan anak memiliki lebih dari satu penyakit penyerta alias komorbid.
"Sebagian besar pasien anak yang meninggal memiliki komorbid. Umumnya memiliki lebih dari satu komorbid. Kebanyakan yang dominan adalah pasien dengan gagal ginjal, kemudian pasien dengan keganasan" beber dia.
Selain itu, dalam penelitian yang berjudul Charateristics and Outcomes of Childern with Covid-19 ini Wes Nusa Tenggara Province, Indonesia yang diterbitkan RSUD Mataram, NTB, menyebutkan, angka kematian yang tinggi juga disebabkan karena anak terlambat di bawa ke rumah sakit serta pelayanan kesehatan yang sulit.
Meski disebutkan angka kematian Covid-19 pada anak tinggi, dalam jurnal kesehatan Children and Adolescents with Sars-CoV-2 Infectionmenunjukkan anak yang terpapar virus corona, 54,7 persen tidak mengalami gejala.
Hanya 26,1 persen yang perlu dirawat di rumah sakit. Dan yang paling banyak dirawat adalah bayi berusia kurang dari satu tahun.
Dari penelitian ini juga dijelaskan orang dewasa berperan krusial dalam penularan virus ini kepada anak-anak. Sementara itu, anak-anak menularkan ke sesamanya dalam level yang moderat. Kecenderungan level penularan yang tinggi juga tergantung dari usia mereka.
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Kudus Meledak, Ganjar Minta Seluruh Daerah Tingkatkan Testing
Meski data-data menunjukkan kasus Covid-19 pada anak biasanya tidak bergejala, orang tua perlu terus menjaga anak-anak mereka agar tidak tertular virus corona. Dikhawatirkan apabila anak-anak dengan penyakit penyerta seperti jantung, ginjal, TBC, asma, memperburuk kondisinya.
“Protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat untuk menjaga anak-anak tidak tertular Covid-19. Orang tua harus berperan dengan mengajarkan anak-anak mereka cara menjaga diri dengan baik. Perlu diberikan contoh seperti misalnya, tidak dibawa ke kerumunan seperti ke pusat perbelanjaan, piknik, atau ke restoran yang banyak orangnya," jelas Guru Besar FK UI, Prof. Cissy Kartasasmita.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Kena Reshuffle Prabowo Subianto, Jokowi Akan Segera Bertemu Budi Arie
-
Ijazah SMA Gibran Dipermasalahkan, Jokowi: Nanti Punya Jan Ethes Juga?
-
RUU Perampasan Aset, Jokowi: 3 Kali Mendorong, Tapi Tidak Ditindaklanjuti DPR
-
Jokowi Buka Suara Soal Purbaya Yudhi Sadewa Pengganti Sri Mulyani
-
Diusulkan 5 PAC, Tak Ada Karpet Merah Rheo Fernandes, Meski Putra Ketua DPC PDIP Solo