Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 31 Mei 2021 | 18:33 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. [Suara.com/dok]

SuaraSurakarta.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berharap kasus kuliner di Yogyakarta yang dikeluhkan warga dengan harga mahal tidak terjadi di Solo. Pedagang diminta untuk terbuka kepada konsumen terkait dengan harga.

"Kita belajar dari tempat wisata-wisata lain. Jangan sampai nanti saat lebaran atau libur panjang ada pedagang yang memainkan harga," terang Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Senin (31/5/2021).

Gibran meminta agar semua warung harus punya buku menu dengan harganya. Pastinya pedagang harus terbuka, konsumen sebelum membeli bisa tanya-tanya menu dan harganya.

"Jadi harus memaparkan harga menu. Dari awal di Gladak Langen Boga (Galabo) seperti itu, ada buku menu itu saja, ini agar konsumen yang makan merasa nyaman," kata ayah Jan Ethes ini. 

Baca Juga: Ivan Gunawan Buka Restoran Baru

Diakuinya sudah bertemu dengan ketua paguyuban pedagang dan menjadwalkan akan membicarakan masalah ini.

"Saya sudah ketemu dengan ketua paguyubannya. Nanti akan kita bahas dengan para pedagang," sambungnya. 

Putra sulung Presiden Joko Widodo itu menambahkan, untuk di Solo, kasus seperti pernah terjadi dan menjadi viral di media sosial (medsos). Ada konsumen yang membeli nasi liwet dengan harga mahal.

Menurutnya, hal itu malah sangat merugikan dan imbasnya bisa mengarah ke pedagang lain. Tidak hanya itu tapi juga membuat citra Solo tidak bagus. 

"Kita akan lebih berhati-hati terkait penentuan harga makanan dan tempat hiburan. Jangan kasus itu terjadi di Kota Solo," ungkap dia.

Baca Juga: Gara-gara Langganan Banjir, Warga Jebres Solo Tantang Gibran!

Menurutnya, Kota Solo merupakan salah satu tempat tujuan wisata dan terkenal dengan wisata kulinernya. Jadi pedagang harus hati-hati dalam membuat daftar menu makanan. 

"Sebagai tempat tujuan wisata harus lebih cermat lagi dalam membuat daftar harga makanannya," ucapnya.

Untuk itu, Gibran berencana akan menata Galabo, termasuk kuliner di Jalan Mayor Sunaryo atau depan Pusat Grosir Solo (PGS) dan Beteng Trade Center (BTC). Nanti yang sudah ada sekarang dilanjutkan, sedangkan yang nutup jalan untuk konsepnya agak beda sedikit.

"Saya tidak mau mengembalikan yang lama, maksud saya itu konsep lama dengan sentuhan-sentuhan baru. Ini biar menjadi daya tarik," tandasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More