SuaraSurakarta.id - Beda kebijakan terjadi dalam hal penerapan mudik lokal di kawasan aglomerasi antara Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dengan pemerintah pusat termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Pemerintah pusat mudik lokal di kawasan aglomerasi termasuk di Soloraya. Satgas Covid-19 menegaskan larangan mudik lokal atau di kawasan aglomerasi tersebut sebagai bentuk upaya mencegah penularan Covid-19.
Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Munardo meminta semua kepala daerah tidak keluar dari arahan Presiden Jokowi.
"Tidak boleh ada pejabat manapun berbeda dari narasi pusat, negara kita sedang perang melawan Covid-19," tegas Doni dikutip Suara.com.
Ia menegaskan larangan mudik merupakan keputusan politik negara yang dipertimbangkan atas data perkembangan Covid-19 sehingga semua kepala daerah diminta tidak keluar dari arahan Presiden Joko Widodo.
Penanganan Covid-19 membutuhkan kekompakan sampai ke tingkat kelurahan dan desa, adanya larangan mudik dimaksudkan untuk mengontrol agar kasus Covid-19 pasca-lebaran tetap terkendali meski mungkin mengalami lonjakan.
Kepala daerah seharusnya menyampaikan kepada masyarakat jika faktor utama penularan Covid-19 terjadi antarmanusia, sehingga semua masyarakat yang nekad melakukan mudik dianggap tetap memiliki potensi menyebarkannya.
"Walaupun bawa dokumen negatif Covid-19 bisa saja seseorang itu terpapar di jalan, kemudian bertemu orang tua dan keluarga cipika-cipiki, lalu ternyata orang tuanya terpapar sementara di kampungnya belum ada faskes yang memadai," jelasnya.
Meski demikian, Gibran mengizinkan warganya melakukan mudik lokal atau mudik dalam satu kawasan aglomerasi.
Baca Juga: Istana Respons Video Viral Gubernur Maluku Berteriak Saat Kunjungan Jokowi
Padahal kebijakan putra sulung Jokowi ini berbeda dengan pemerintah pusat dan Dishub Jateng yang melarang mudik lokal di beberapa daerah, termasuk Soloraya.
Gibran tidak sependapat dengan keputusan pemerintah yang melarang mudik lokal, termasuk di kawasan Soloraya.
“Nanti kami koordinasikan lagi. Tapi sejauh ini masih kami bolehkan,” ujar Gibran di Balai Kota Solo dilansir Solopos.com--jaringan Suara.com.
Dia juga mempertanyakan bagaimana cara efektif menyekat batas wilayah Solo dengan daerah lain agar tidak terjadi mudik lokal.
Orang nomor satu di Kota Solo itu juga menilai aktivitas harian masyarakat Solo tidak bisa dipisahkan dengan warga daerah sekitar. Meski demikian dia mengimbau warga membatasi mobilitas.
Sebab, wilayah Soloraya menurutnya sudah menyatu. "Karena Solo itu kecil banget kok. Masih kami bolehkan. Nanti penyekatan seperti apa kalau mudik lokal enggak diperbolehkan?" ujar Gibran.
Berita Terkait
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
Terkini
-
Terima 1.450 Mahasiswa Asing dari 50 Negara, UIN Raden Mas Said Surakarta Pecahkan Rekor MURI
-
Syahdunya HUT ke-80 RI di Kaki Gunung Merbabu: Drama Kolosal, Cosplay Pahlawan hingga Tari Saman
-
Asyik Mancing di Embung Musuk Boyolali, Bocah 12 Tahun Malah Tewas Tenggelam
-
Pilihan Baru Hyundai Stargazer: Varian Cartenz & Cartenz X Meluncur di Solo Raya
-
34 Suporter Ditangkap di Laga Persis Solo vs Persija, Ini Penyebabnya