Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 20 April 2021 | 14:32 WIB
Tubuh tenuh Tato, napi Rutan Kelas IA Surakarta merdu lantunkan ayat suci Alquran. [Suara.com/Budi Kusumo]

SuaraSurakarta.id - Tak ada kata terlambat bagi setiap umat manusia untuk bertaubat menjemput dan meraih ampunan Allah SWT.

Bertaubat memang tak mudah, butuh keyakinan dan tekad yang kuat untuk menjalani itu semua. Termasuk Wahyudi. Meski tubuhnya penuh tato dari ujung kepala hingga kaki tak mengurungkan niatnya untuk bertaubat.

Dengan fasih dan suara merdu, warga binaan Rutan Kelas IA Surakarta ini membaca ayat suci Alquran untuk mengisi hari harinya di bulan suci Ramadhan.

Dia bersama ratusan warga binaan lainya mengikuti program Pesantren kilat. Kebetulan Senin (19/4) kemarin merupakan sesi One Day One Juz.

Baca Juga: Kisah Marup, Lansia 71 Tahun yang Belajar Mengaji di Pondok Iqro PAUL

Dia merasa Ramadhan kali ini sangat bermakna, sebab baru kemarin dia kembali membuka buku Alquran setelah lama tak membaca ayat-ayat dari Kitab Suci.

Kembali belajar, tuturnya ketika ditanya usai membaca Surat Az-Zuriyat. Meski begitu, baginya tidak akan sulit selagi masih ada niat. 

"Saya sudah mantep. Semoga bisa qatam sepanjang bulan puasa ini," ujar Wahyudi.

Wahyudi sendiri bisa masuk jeruji besi karena terjerat kasus Narkoba. Dia ditangkap Jajaran Polda Jateng dikawasan Purwosari. 

"Belum vonis. Masih proses sidang. Ini baru pertama kali tertangkap," pungkasnya

Baca Juga: 20 Ribu Alquran Diwakafkan untuk Sumut

Sementara itu, Kepala Rutan Kelas IA Surakarta, Urip Dharma Yoga menuturkan kalau agenda pesantren ini merupakan cara rutan agar para warga binaan bisa lebih memperdalam ilmu-ilmu agama.

"insya Allah tujuan kami untuk meningkatkan akhlak dan keimanan warga binaan ini betul-betul tercapai," jelasnya.

"Untuk peserta tidak semua, kita pilih 100 warga binaan yang menurut tim kerohanian, dinilai bisa mengikuti proses pesantren kilat secara serius. Untuk sesinya kita bagi dua gelombang. Minggu ini 50 orang, minggu depan 50 orang," imbuh Urip.

Beberapa program sendiri, kata Urip, ada beberapa, selain one day one juz, masih ada tadarus malam, salat taawih berjamaah, ceramah dari pemuka agama dan giat lainnya. 

"Salama jalannya pesantren kilat akan kita nilai, 10 peserta dengan nilai tertinggi akan mendapat reward. Reward ini berupa sesuatu hal yang selama ini mereka nanti-nantikan," katanya.

Kontributor : Budi Kusumo

Load More