Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 19 April 2021 | 18:45 WIB
Petugas menabuh beduk di Masjid Agung Solo, Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo sebelum Jumatan, Jumat (16/4/2021). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Basid menjelaskan beduk berdiameter kira-kira 1,5 meter tersebut ada sejak zaman Pakubowono X untuk membantu suara azan sebagai tanda waktu salat karena belum ada pengeras suara. Beduk terbuat dari kayu jati utuh yang dilubangi dan kulit sapi sebagai penutup lubang.

“Kulit sapi sudah beberapa kali diganti mungkin bisa 10 tahun sekali atau diganti jika dilihat tidak indah lagi. Diganti terakhir oleh keraton tiga sampai empat tahun lalu. Yang mengganti merupakan donatur dari Jepang,” kata dia.

Menurut dia, banyak jemaah yang istirahat atau tidur di bawah beduk. Dia mengatakan dari penjelasan warga yang tidur di bawah beduk, area tersebut memiliki suasana yang berbeda dibandingkan area serambi Masjid Agung Solo lainnya sehingga menjadi lokasi favorit.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Kota Solo Jumat 16 April 2021

Load More