Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 06 April 2021 | 13:51 WIB
Orang tua siswa SMP 4 Solo saat antre menjemput setelah mengikuti PTM, Selasa (6/4/2021). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Meski harus antar jemput anaknya ke sekolah untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tidak menyurutkan orang tua. Bahkan orang tua tidak merasa keberatan harus antar jemput setiap harinya. 

Saat antar jemput orang tua pun harus dicek terlebih dahulu oleh petugas sebelum masuk ke halaman sekolah dan mengantri.

Untuk memudahkan saat menjemput anaknya, orang tua membuat tulisan nama anaknya di kertas atau papan sebagai tanda.  

Nanti ada petugas yang memanggil nama siswa yang tertera di kertas atau papan lewat pengeras suara satu persatu.

Baca Juga: 71 Sekolah di Kota Bekasi Ajukan Pembelajaran Tatap Muka

"Tidak keberatan harus antar jemput setiap hari ke sekolah," ujar orang tua siswa SMP N 4 Solo, Insita saat ditemui di sela-sela menjemput anaknya, Selasa (6/4/2021). 

Menurutnya, ini kebaikan semua khususnya anak mengingat virus covid-19 mengancam. Protokol kesehatan tetap diperhatikan selama antar jemput atau anak mengikuti PTM.

"Ini untuk kebaikan semua dan mengantispasi terkena covid-19. Untuk antar jemput biasanya pakai motor atau mobil dan langsung pulang ke rumah," terang warga Jagalan Kecamatan Jebres ini. 

Adanya PTM, lanjut dia, merasa senang dan diharapkan bisa berlanjut. Karena selama pembelajaran di rumah tidak maksimal dan anak lebih banyak mainnya.

"Senang pastinya bisa belajar di sekolah, apalagi ada protokol kesehatannya dan anak-anak tertib. Kadang anak-anak jenuh juga kalau di rumah dan sering pegang HP," sambung dia.

Baca Juga: PTM Dimulai Juli, Gibran Ingin Percepat Vaksinasi Covid-19 Terhadap Guru

Hal senada juga disampaikan orang siswa lain, Lastri yang tidak masalah harus antar jemput ke sekolah setiap hari selama PTM.

"Karena kalau belajar di rumah jika tidak paham sulit mau tanya, kalau di sekolah kan enak," ungkapnya.

Saat menjemput di sekolah, ia membuat tulisan nama anaknya berukuran besar di selembar kertas. "Tulisan ini buat sendiri, dari sekolah menganjurkan buat tulisan untuk memudahkan saat menjemput," tutur dia. 

Lastri menambahkan, jika yang menjemput adalah orang tua langsung tidak boleh diwakilkan. Kalau mau di jemput saudara harus memberitahu dulu ke sekolah lewat grub yang sudah dibuat.

"Harus orang tua memang yang antar atau jemput tidak boleh orang lain. Setelah sampai di rumah, langsung laporan ke pihak sekolah jadi memang protokol kesehatannya ketat," ucapnya.

Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan jika selama PTM anak-anak harus di antar jemput langsung oleh orang tuanya. 

"Orang tua harus antar jemput anaknya ke sekolah. Jadi anak-anak langsung pulang ke rumah tidak main," papar dia. 

Gibran menegaskan tidak ada paksaan untuk orang tua apakah anaknya mau ikut PTM atau tidak. Anak-anak tetap bisa belajar dari rumah atau daring seperti biasanya. 

"Kalau orang tua keberatan dan tidak setuju, kita tidak akan memaksa. Bisa tetap belajar dari rumah, tidak masalah," tandasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More