SuaraSurakarta.id - Pemerintah pusat berencana akan melakukan impor beras. Hal itu mendapatkan penolakan dari berbagai pihak termasuk Kontak Tani Nelayan Andala (KTNA) Kabupaten Sragen.
Protes penolakan impor beras dilakukan dengan berkirim surat kepada Bupati Sragen. Langkah KTNA Sragen itu dilakukan, karena pertanian di Sragen yang menjadi lumbung padi di Jawa Tengah.
Dilansir Solopos.com, dalam surat itu KTNA meminta Bupati agar bisa mengusulkan ke pemerintah pusat pimpinan Presiden Joko Widodo untuk mengalihkan pupuk cair bersubsidi ke pupuk kimia bersubsidi.
Ketua KTNA Sragen Suratno menyampaikan surat sudah dilayangkan ke bupati. Dia mengatakan KTNA akan beraudiensi dengan Bupati untuk menyampaikan hal-hal yang dihadapi petani belakangan.
Baca Juga: Buwas Sebut Nama 2 Menteri Perintahkan Impor Beras, Susi: Please Fight Pak
Dia menyampaikan kebijakan pupuk bersubsidi terjadi kenaikan harga dan ada dua jenis pupuk yang hilang, yakni SP36 dan ZA. Dia menyampaikan di saat dua jenis pupuk bersubsidi hilang justru muncul pupuk organik cair bersubsidi. Dia mengatakan buat apa pupuk cair itu karena petani sudah bisa membuat sendiri.
“Alokasi pupuk bersubsidi terus menurun ditambah harga semakin mahal. Terkait pupuk cair itu sebenarnya petani tinggal diedukasi untuk membuat sendiri. Dengan adanya pupuk cair itu maka distribusinya akan sulit. Oleh karena itu, kami mendesak kepada Bupati supaya bisa mengusulkan ke pusat untuk mengalihkan pupuk cair itu ke pupuk kimia,” katanya di Sragen, Rabu (10/3/2021).
Biaya Produksi Tinggi
Dengan harga pupuk yang mahal dan alokasi yang turun itu akan berpengaruh pada biaya produksi petani. Dia mengatakan dengan biaya produksi petani yang tinggi ternyata kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) masih berada di bawah harapan petani.
“Mestinya HPP itu minimal di angka Rp4.500/kg untuk gabah kering panen. HPP yang dipakai Bulog untuk menyerap gabah petani masih kurang tinggi. Agar biaya produksi petani bisa tertutup maka pemerintah diharapkan hanya mengatur harga eceran tertinggi (HET) minimal untuk beras, bukan maksimal. Harga beras maksimal supaya diserahkan kepada mekanisme pasar,” ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Rencanakan Impor Beras, Sleman Prihatin Nasib Petani
Di sisi lain, Suratno menyatakan menolak impor beras di saat panen raya. Dia mengatakan pemerintah pusat sering kali mengambil kebijakan impor saat panen raya. Dia berpendapat kebijakan tersebut sangat merugikan petani karena harga panen menjadi semakin jatuh.
“Pengaruh cuaca saja sudah membuat harga gabah jatuh ditambah dengan adanya kebijakan impor beras,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati juga berniat memberi masukan kepada pemerintah pusat supaya tidak mengambil kebijakan impor beras saat musim panen. Bupati akan berkirim surat untuk masukan tersebut.
Berita Terkait
-
Petani Tembakau Ngadu ke #LaporMasWapres Terkait Rancangan Permenkes
-
Adu Pendidikan Melody vs Raffi Ahmad, Siapa Lebih Cocok Jadi Ikon Petani Milenial?
-
Beda Latar Belakang Melody Eks JKT48 vs Raffi Ahmad: Ada yang Disebut Tak Cocok Promosikan Petani Milenial
-
Gaji Petani Milenial Kementan Bikin Ngiler! Cek Syarat dan Cara Daftarnya
-
SGSP Dongkrak Pendapatan Petani Rembang, Kesejahteraan Masyarakat Meningkat
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
Terkini
-
Cerita Bahlil Lahadalia Kesengsem dengan Kuliner Soto Fatimah: Rasa Khasnya Paten
-
Kampanye di Sragen, Bahlil Lahadalia Sebut Ahmad Luthfi Punya Jaringan Pusat
-
Tok! Terdakwa Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga Boyolali Divonis Seumur Hidup
-
Blusukan Bareng Respati-Astrid di Proyek Rel Layang Joglo, Jokowi Titip Pesan Ini
-
Jokowi Tanggapi Putusan Bawaslu Soal Prabowo Dukung Ahmad Luthfi-Taj Yasin