Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 11 Maret 2021 | 16:18 WIB
Arus lalu lintas di palang KA Joglo seusai KA Bandara melintas, Senin (30/12/2019). [Solopos/Burhan Aris]

SuaraSurakarta.id - Warga terdampak proyek rel layang di kawasan Joglo, Banjarsari, Solo berharap pemerintah tidak asal menggusur. 

Sekitar 294 keluarga yang menempati lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) wilayah Kelurahan Nusukan, Banjarsari, bakal terdampak proyek pembangunan elevated rail tersebut.

Dilansir Solopos.com--jaringan Suara.com, salah satu warga sekaligus Ketua RT 001/RW 018 Nusukan, Suradi Candra,berharap saat pemindahan warga terdampak tidak asal.

Ia berharap perlakuan kepada warga terdampak proyek seperti saat Jokowi dan Rudy menjadi Wali Kota Solo. Dalam pemindahan warga, kedua pemimpin itu selalu memikirkan secara matang.

Baca Juga: Setelah Jadi Wali Kota Solo, Gibran Kini Digadang-gadang Jadi Ketum KNPI

“Itu yang pembebasan lahan kan sebagian besar warga di bantaran rel, lahan milik PT KAI. Meskipun ada yang tanah hak milik. Tapi yang tanah HM pasti dapat ganti untung. Lah bagaimana nasib kami yang di lahan milik PT KAI,” urainya.

Ketua FPDIP DPRD Solo, YF Sukasno, mengonfirmasi sudah beraudiensi dengan belasan warga Nusukan yang terdampak proyek rel layang Joglo.

FPDIP berharap pembangunan proyek rel layang bisa berjalan lancar dengan tetap memperhatikan hak-hak warga terdampak.

Apalagi, menurut Sukasno, sebagian besar warga terdampak masuk kategori masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR.

“Mestinya Kemenhub memperhatikan hal itu dan Pemkot Solo pasti ada anggaran pendampingan untuk penyelesaian nonteknis. Seperti zaman Wali Kota Jokowi dan FX Hadi Rudyatmo saat relokasi warga bantaran sungai,” terangnya.

Baca Juga: Nadya Arifta Eks Pro Prabowo, Netizen: Calon Menantuku Buzzerku Masa Lalu

Sukasno meminta warga terdampak pembangunan rel layang tidak resah terkait rencana pembangunan rel layang. Sebab ia meyakini Wali Kota dan Wawali Solo pasti sudah memikirkan nasib warga terdampak proyek

Load More