SuaraSurakarta.id - Tepat hari ini, setahun yang lalu Pemerintah Indonesia mengumumkan untuk pertama kalinya dua Warga Negara Indonesia (WNI) terpapar virus Covid-19.
Virus yang ditengarai muncul di Wuhan Tiongkok itu terus menyebar dan berimbas pada seluruh aspek kehidupan masyarakat. Ekonomi melemah, pendidikan tak berjalan sebagai mana mestinya dan pariwisata lumpuh.
Pemerintah dibuat pilu dalam mengambil kebijakan penanganan karena masyarakat butuh kelonggaran untuk konsisten menikmati makanan pokok setiap hari.
Tak terkecuali bagi salah satu mahasiswa Jurusan Etnomusikologi ISI Suarakarta, Reno Saputra (25) asal Belitung yang memilih bertahan di Solo sejak setahun lalu.
"Saya tidak pulang dan memilih bertahan karena selain Belitung sedang dalam keadaan rawan, cost untuk pulang ke Belitung pun mahal," ungkap Reno kepada SuaraSurakarta.id.
Bertahan dalam ketatnya aturan yang diterapkan oleh Pemerintah, Reno yang juga seorang seniman mengaku hanya meraih 6 jobs dalam waktu setahun.
"Di awal pandemi usaha jual beli alat musik masih jalan, namun pas ditengah-tengah pandemi harus berhenti. Alat-alat musik seperti Darbuka, Gambus dan Daff tidak bisa dikirim oleh vendor asal Mesir," terang Reno.
Meski begitu pandemi Covid-19 tak melulu soal dampak negatif, baginya ada dampak positif yang bisa ia rasakan saat bertahan dikala teman-teman satu indekosnya memilih untuk pulang kampung.
"Bagusnya, saya bisa lebih kritis lagi dalam membuat karya. Saat ini sudah punya, Malam Bejamun, 1 mini album berjudul Merantau atau Dirantau. Saya juga jadi aktif lagi menulis" paparnya.
Senada dengan Reno, Stefanus Rio Murti Prakoso (27) yang akrab dipanggil Glowor mengungkapkan, moment paling berkesan saat pandemi adalah memikirkan bagaimana cara besok dirinya makan.
"Aku hidup dari pentas dan pas pandemi pentas-pentas terkesan lumpuh. Meski begitu, tetap ada sisi posistifnya. Saat pandemi saya justru malah lebih produktif dalam menghasilkan karya komposisi musik," pungkas Mahasiswa Etnomusikologi Angkatan 2017 itu.
Kontributor: R Augustino
Berita Terkait
-
Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp319 M, Eks Pejabat Kemenkes Dituntut 4 Tahun Penjara
-
COVID-19 Jadi Alasan? Orangtua di Spanyol Kurung Anak Sejak 2021, Kondisinya Bikin Merinding
-
Kau Pergi, Tapi Tak Pernah Hilang: Doa dan Cinta untuk Doni Monardo
-
Juni 'Mengerikan' Menanti Prabowo: Beban Utang Jatuh Tempo Capai Rp 178 Triliun, Warisan Pandemi
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Mau Wajah Glowing? Inilah Urutan Menggunakan Skincare Malam yang Tepat
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
Terkini
-
Kader PDIP Solo Deklarasikan Dukung Megawati Tetap Jadi Ketua Umum
-
Cerita Driver Ojol Ungkap Penghasilan: Dulu Rp 500 Ribu Per Hari, Sekarang Babak-belur
-
Bagi-bagi Saldo DANA Kaget Rp799 Ribu, Cuan Sambil Rebahan!
-
Ratusan Driver Ojol Gelar Unjuk Rasa di DPRD dan Balai Kota Solo
-
UPDATE Korupsi Alkes Karanganyar: Periksa Sejumlah Saksi, Kejaksaan Tunggu Audit BPKP