Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 22 Februari 2021 | 18:55 WIB
Kondisi Muhammad Fauzi, 5, bocah yatim yang tangannya melepuh saat menjalani perawatan di RS Ortopedi Prof dr. Soeharso Solo beberapa waktu lalu. [Istimewa/Kompas Sukodono]

SuaraSurakarta.id - Masih ingat sosok Muhammad Fauzi (5), bocah yatim asal Sragen yang mengalami tangan melepuh diduga korban malpraktik oleh terapis di sebuah pengobatan alternatif?

Kini, bocah malang itu harus menerima kenyataan pahit setelah tangan kanannya itu harus diamputasi akibat menjadi korban malapraktik.

Sebelumnya, tangan kanan bocah Sragen itu melepuh akibat kesalahan penanganan atau malapraktik oleh terapis di sebuah tempat pengobatan alternatif.

Dilansir Solopos.com--jaringan Suara.com, tim dokter dari RS Ortopedi Prof dr. Soeharso Solo pada Kamis (18/2/2021) lalu, terpaksa mengambil tindakan untuk mengamputasi lengan kanan Fauzi karena dikhawatirkan infeksi bisa menjalar ke bagian tubuh lain.

Baca Juga: Tangan Bocah Yatim Melepuh Diduga Korban Malpraktik

Hingga Senin (22/2/2021) siang, bocah yang kehilangan ayahnya saat masih dalam kandungan ibunya itu masih menjalani perawatan di RS Ortopedi Solo. Beberapa hari setelah menjalani operasi amputasi, Fauzi tampak sudah mulai tenang.

Padahal, Fauzi akan berusia enam tahun pada 9 Maret 2021 nanti sehingga mendapat kado pahit yang tidak ia inginkan.

Bocah Sragen itu tidak lagi banyak menangis seperti saat menyadari lengan kanannya telah diamputasi akibat menjadi korban malapraktik salah satu terapis. Akan tetapi, Fauzi belum bisa diajak berkomunikasi. Ia lebih banyak terdiam.

“Mungkin masih sedih dan belum bisa menerima kenyataan kalau tangannya hilang satu,” ujar sukarelawan dari Komunitas Pecinta Alam dan Sosial (Kompas) Sukodono, Setyanto Agung Wibowo, kepada Solopos.com.

Rencananya, Fauzi baru diperbolehkan pulang pada Senin sore. Kepulangan Fuzi dijemput oleh sukarelawan dari Kompas. Agung mengakui salah satu hal yang dibutuhkan Fauzi setelah kehilangan satu lengannya adalah dorongan motivasi.

Baca Juga: Lagi! Diduga Malapraktik, Rumah Sakit di Semarang Dilaporkan ke Polisi

“Semoga psikologis dan semangatnya bangkit lagi,” papar Agung yang tak kuasa menahan air mata saat menunggui Fauzi menjalani amputasi lengan kanannya.

Diberitakan sebelumnya, kisah yang dialamj bocah yatim asal Dukuh/Desa Karanganom, RT 006, Kecamatan Sukodono, Sragen bermula ketika Fauzi bermain dengan teman-temannya pada 3 Februari 2021 lalu. Diduga karena dorongan tangan seorang teman, Fauzi terjatuh.

Ironisnya, tangan kanan yang menjadi tumpuan saat jatuh belum cukup kuat untuk menahan berat badan bocah tersebut. 

Akibatnya, lengan kanan bocah yang masih duduk di bangku TK itu mengalami patah tulang.

Karena tidak punya cukup biaya untuk berobat ke rumah sakit, pihak keluarga dan para tetangga menyarankan Fauzi dibawa ke sebuah pengobatan alternatif di Kecamatan Gesi. 

Alih-alih sembuh, tangan kanan Fauzi justru melepuh setelah tiga hari diterapi.

Kondisi tangan kanan Fauzi justru makin bertambah parah dari hari ke hari diduga akibat malapraktik oleh terapis asal Gesi, Sragen. 

Selanjutnya sukarelawan dari Komunitas Pecinta Alam dan Sosial (Kompas) Sukodono, menyarankan Fauzi dibawa berobat ke rumah sakit.

“Setelah diberi masukan, Fauzi akhirnya dibawa ke RS Karima Utama Kartasura pada Sabtu [6/2/2021]. Ia sudah dijadwalkan menjalani operasi penyambungan tulang pada Minggu [7/2/2021], namun sebelumnya harus menjalani pemeriksaan oleh dokter saraf,” terang relawan dari Kompas Sukodono, Setyanto Agung Wibowo, kepada Solopos.com, Selasa (16/2/2021).

Oleh dokter saraf yang menanganinya, Fauzi diharuskan menjalani operasi penyembuhan saraf dahulu sebelum operasi penyambungan tulang. 

Menurut penjelasan dokter, beberapa saraf di lengan kanan Fauzi sudah rusak diduga akibat malapraktik saat menjalani pengobatan alternatif di Sragen. 

Hal itu yang membuat kulit pada lengan kanan Fauzi melepuh.

Load More