SuaraSurakarta.id - Warga Kota Solo tak menunggu waktu lama untuk melihat pembangunan insfrastruktur. Setelah Flyover Purwosari diresmikan, kini simpang kereta api di kawasan Joglo, Banjarsari, bakal direalisasikan.
Simpang kereta api dari Solo menuju Semarang lewat jalur utara itu selama ini memang terkenal sebagai salah satu titik kemacetan. Terlebih jalur itu juga dilintasi kendaraan besar.
Terlebih lagi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menjanjikan proyek underpass Gilingan dan rel layang atau elevated rail Simpang Joglo bakal dikerjakan dalam waktu dekat.
Dilansir Solopos.com--jaringan Suara.com, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan berdasarkan usulan dan masukan elevated rail bakal mulai dari Stasiun Balapan.
Baca Juga: Bersinergi dengan Gibran, LDII Bertekad Lebih Terbuka Demi Majukan Solo
Dengan demikian rel layang itu diharapkan mampu mengatasi kemacetan di Perlintasan Sebidang Gilingan dan Underpass Gilingan, serta Simpang Tujuh Joglo.
“Saat ini sedang lelang Manajemen Konstruksi (MK). Usulannya, mulai naik dari Stasiun Balapan itu, sehingga dari sana langsung dapat tiga, yakni Perlintasan Sebidang Balapan (Gilingan), Underpass Gilingan, dan Simpang Joglo. Harapannya itu aja. Mudah-mudahan. Karena mau dibuat seperti di Stasiun Gambir. Underpass itu lebih tinggi, jadi tinggal diuruk,” kata dia, kepada wartawan, Senin (15/2/2021).
Rudy mengatakan anggaran pembangunan rel layang jauh lebih murah dibandingkan overpass. Jika Simpang Tujuh Joglo dibikin overpass, maka lintasannya sangat rumit dan terancam tak bisa dilewati kendaraan berat.
Padahal, jalan tersebut menjadi jalur distribusi barang dan jasa di Jawa Tengah. Selain itu, rel layang Joglo tidak butuh pembebasan lahan dan dampak pembangunan di area sekitarnya tak banyak terasa.
“Anggaran enggak akan sebesar dibandingkan bikin overpass. Jelas mahal sekali kalau flyover, bentuknya bagaimana? Lebih baik keretanya yang melayang di atas jalan. Minimal tinggi relnya 4,8 meter. Mungkin kalau underpass bisa lebih dari 4,8 meter. Ya, ini kan lelang MK untuk mengarah ke pembuatan elevated rail. Kalau sudah lelang MK, artinya proyek bisa jalan. Harapan saya 2022, atau akhir 2021 mulai pembangunan,” ucap Rudy.
Baca Juga: Menteri PUPR: Flyover Purwosari Bisa Urai Kemacetan di Kota Solo
Berita Terkait
-
Jin BTS Resmi Rilis Album Solo Perdana HAPPY, Usung Genre Pop Rock
-
Hengkang dari RIIZE, SM Umumkan Seunghan Bakal Debut Sebagai Artis Solo
-
Post Power Syndrome? Jokowi Disindir Gak Punya Malu karena Masih Ikutan Kampanye Pilkada: Cawe-cawe Sepanjang Masa
-
Terbukti Efektif! Legenda Timnas Indonesia Ungkap Senjata Mematikan Kalahkan Jepang
-
Tragis! Pemain Keturunan Solo Terpuruk H-5 Bela Timnas Indonesia vs Jepang, Tersungkur di Eredivisie
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
Terkini
-
Selamatkan PT Sritex Sukoharjo, Komisi VII DPR RI Sepakat Bakal Revisi UU Kepailitan
-
Bahan Baku PT Sritex Menipis, Jumlah Karyawan yang Dirumahkan Bakal Bertambah
-
Kesetiaan Cinta Ahmad Luthfi dan Pesan Amanah dari Mendiang Sang Istri
-
Tas Mewah Kaesang Pangarep Dipertanyakan, LP3HI dan MAKI Gugat Bea Cukai Solo
-
Rokok Polos Ancam Ribuan Pekerja! Petani, Buruh dan Akademisi Bersuara