SuaraSurakarta.id - Pandemi Covid-19 tidak semuanya sektor ekonomi anjlok. Bahkan Usaha mikro kecil menengah (UMKM) ada yang tetap eksis dan bersaing di mancanegara.
Contohnya perajin cendera mata bebek yang memanfaatkan bahan baku bonggol bambu dan limbah kayu produksi di Desa Jambu Kulon, Ceper, Kabupaten Klaten. Meskipun masa pandemi COVID-19, mereka tetap eksis ekspor ke mancanegara.
"Kerajinan bebek produksinya selama pandemi COVID-19 pada 2020 permintaan ekspor tetep berjalan baik dan tidak ada kendala," kata Supriyanto (45), seorang perajin cendera mata bebek, di Desa Jambu Kulon RT 02/RW 10 Ceper, Kabupaten Klaten dilansir dari ANTARA, Minggu (31/1/2021).
Kerajinan cenderamata bebek produksinya yang mampu menembus pasar luar negeri masih digemari konsumen mancanegera antara lain dengan aksesori mengenakan bebek bertopi, sepatu bot, dan ski.
Pasar mancanegara yang masih meminta kerajinan bebek produksinya antara lain Yunani, Jerman, dan Belanda. Pada masa pandemi COVID-19 hanya negara Yunani yang tidak melakukan order.
"Ekspor terakhir ke Yunani pada Februari 2020, sedangkan lainnya masih tetap berjaln seperti biasa," kata supri.
Selama 2020 ekspor kerajinan bebek asal Klaten itu menyebut selain Yunani, miniatur bebek bautanya juga dikirim ke Jerman dan Balanda pada April, Juni, Agustus, September dan November. Rata-rata setiap bulan ekspor antara 500 hingga 1.000 buah.
"Alhamdulillah, selama pandemi COVID-19 2020 permintaan ekspor masih lancar," kata Supriyanto yang menekuni kerajinan itu, sejak 1999 hingga sekarang.
Permintaan kerajinan bebek asal Klaten di pasar luar negeri memang biasanya ada dari Australia, Belgia dan Amerika Serikat. Tetapi adanya pandemi ini, memang tidak ada orderan. Sebagai gantinya, ada dari Belanda dan Jerman, sehingga produksi juga tetap berjalan seperti biasa.
Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan, Hindari Makanan Olahan di Tengah Pandemi Covid-19
"Saya dibantu enam tenaga kerja mampu memproduksi kertajinan bebek rata-rata baru sekitar 1.000 buah per bulan. Bebek ini membuatnya membutuhkan keahlian khusus dan ketelitian sehingga cukup rumit. Saya harus memproduksi sesuai pesanan pelanggan," Katanya.
Harga dari miniatur bebek itu masih tetap seperti biasa dari Rp15.000 per buah hingga Rp100.000 per buah tergantung ukuran. Jika satu set isi tiga buah harga antyara Rp75.000 per buah hingga Rp250.000 per buah.
Persediaan bahan baku bonggol bambu pada masa pendemi, tidak ada masalah. Bahan baku dapat dicari di Cawas Klaten dan Ngawen Gunung Kidul Yogyakarta. Bahan baku persediaan masih aman.
"Kami memproduksi kerajian cendera mata bebek ini, pada masih pandemi masih eksis, dan omzet rata-rata per bulan mencapai sekitar Rp20 juta hingga Rp30 juta," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
10 Babak Perebutan Takhta Keraton Solo: Kisah Lengkap Dua Putra Raja yang Saling Mengklaim
-
Polres Sukoharjo Bongkar Jaringan Pengedar Sabu 213 Gram, Dua Pelaku Diciduk di Bendosari
-
Terungkap! GKR Timoer Pastikan Surat Wasiat PB XIII yang Tunjuk PB XIV Ada, Bukan Isapan Jempol
-
Akhir Pekan Makin Asyik! Ada Saldo DANA Kaget Rp299 Ribu, Sikat 4 Link Ini
-
Momen Sejarah! 3 Janji Agung Pakubuwono XIV Purboyo Saat Dinobatkan di Watu Gilang